Sejumlah perusahaan minyak dan gas bumi (migas) kelas dunia kembali menunjukkan minat serius untuk menggarap potensi hulu migas di Indonesia. Ketertarikan ini tak lepas dari upaya pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang lebih kompetitif dan menarik.
Pendorong Utama: Kebijakan Kontrak Bagi Hasil yang Fleksibel
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Laode Sulaeman, mengungkapkan peningkatan minat investor ini terjadi sejak pemerintah menghidupkan kembali skema kontrak bagi hasil (Production Sharing Contract/PSC) cost recovery. Skema ini kini dijalankan secara paralel dengan skema Gross Split yang sebelumnya lebih diutamakan.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
“Sebelumnya yang PSC ini sudah kita batasi, kita lebih berpihak kepada Gross Split. Tapi sekarang dua-duanya kita jalankan dan diberikan insentif-insentif. Sehingga pelaku-pelaku lama yang dulunya sudah keluar tertarik untuk kembali. Seperti itu, jadi kita melihat di fiscal term-nya menarik, mereka mau balik,” kata Laode di Jakarta, Senin (29/12/2025).
Laode menambahkan, Indonesia masih dianggap sebagai tujuan investasi yang cukup menarik bagi perusahaan migas global. Minat tersebut datang dari berbagai kawasan, termasuk Eropa, Asia, dan Timur Tengah.
- ENI (Italia)
- Petronas (Malaysia)
- PetroChina (Tiongkok)
- Mubadala (Timur Tengah)
“Kalau kita lihat di negara kita ini kan ada dari Itali, ENI. Kemudian tetangga kita Petronas ada, PetroChina ada. Kemudian dari Timur Tengah ada Mubadala. Jadi banyaklah negara-negara dari luar,” ujarnya.
25 Perusahaan Kakap Tertarik, Termasuk Chevron dan Shell
Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Djoko Siswanto, mencatat setidaknya 25 perusahaan telah menyatakan ketertarikan untuk berinvestasi dalam proyek migas di Indonesia. Di antara jumlah tersebut, terdapat nama-nama besar seperti Chevron, TotalEnergies, dan Shell.
“Ada Total. Chevron sudah komit untuk datang dan lihat mana yang besar-besar. Shell juga alhamdulillah. Keren kan?” kata Djoko saat ditemui di sela acara The 49th IPA Convention and Exhibition di ICE BSD, Tangerang, Selasa (20/5/2025).
Djoko menilai, masuknya perusahaan-perusahaan tersebut merupakan indikasi kuat bahwa daya tarik investasi migas di Indonesia tetap tinggi, didukung oleh potensi migas yang masih melimpah untuk dikembangkan.
Untuk memfasilitasi investor, SKK Migas kini berupaya menyediakan data wilayah kerja secara lebih baik. Ini akan memudahkan investor dalam melakukan evaluasi.
“Kita juga sudah mulai ada regulasi untuk open data, teknologi makin maju dan mereka juga punya alat untuk melihat itu sehingga mereka tertarik. Terus fiscal terms kita juga sangat fleksibel sekarang, dari segi perizinan juga pemerintah support sekali dan kita jelas targetnya untuk naikin produksi dan welcome untuk semua teknologi untuk naikin produksi. Itu yang buat mereka tertarik,” pungkas Djoko.






