Ketegangan di Asia Pasifik kembali memanas setelah jet tempur China dilaporkan mengunci radar ke pesawat Jepang di wilayah udara tenggara Pulau Okinawa. Kementerian Pertahanan Jepang mengonfirmasi aksi tersebut terjadi dua kali pada Sabtu (6/12/2025), melibatkan jet tempur J-15 China.
Meskipun insiden tersebut tidak menimbulkan korban atau kerusakan, Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan bahwa tindakan penguncian radar merupakan hal yang sangat berbahaya. Radar pada jet tempur berfungsi untuk membidik target dan mengendalikan tembakan, serta vital dalam operasi militer dan penyelamatan.
Menteri Pertahanan Jepang Shinjiro Koizumi mengecam keras aksi China tersebut. “Insiden itu berbahaya dan sangat disesalkan,” ujar Koizumi, menambahkan bahwa Jepang telah mengajukan protes keras kepada China. Pernyataan ini merujuk pada laporan dari AFP.
Klaim Balik China dan Desakan untuk Hentikan Tindakan Berbahaya
Menanggapi klaim Jepang, Angkatan Laut China mengeluarkan pernyataan yang membantah keras. “Klaim Tokyo sama sekali tidak sesuai dengan fakta,” tegas juru bicara Angkatan Laut China. Pihak China mendesak Jepang untuk segera menghentikan tindakan yang mereka sebut sebagai fitnah dan pencemaran nama baik.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China turut mendesak Jepang untuk menghentikan tindakan berbahaya yang dinilai mengganggu latihan militer normal China. Pernyataan ini menyoroti friksi diplomatik yang meningkat antara kedua negara.
Konteks Regional dan Kunjungan Menteri Pertahanan Australia
Insiden ini terjadi bertepatan dengan kunjungan Menteri Pertahanan Australia Richard Marles ke Jepang. Marles menyatakan keprihatinan mendalam terhadap tindakan China dalam 24 jam terakhir setelah bertemu dengan mitranya dari Jepang.
Marles menambahkan bahwa Australia telah berupaya menstabilkan hubungan dengan China melalui pendekatan yang jelas, konsisten, tenang, dan bijaksana. Pernyataannya menggarisbawahi kekhawatiran regional terhadap aktivitas militer China.
Hubungan Tokyo-Beijing yang Memburuk
Hubungan antara Jepang dan China belakangan ini memang dilanda ketegangan. Memburuknya hubungan ini dipicu oleh pernyataan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi yang mengisyaratkan kemungkinan intervensi militer Jepang jika terjadi serangan terhadap Taiwan.
Komentar Takaichi pada bulan lalu bahkan berujung pada pemanggilan duta besar Jepang oleh Beijing. Selain itu, kedua negara masih terlibat dalam sengketa wilayah yang telah berlangsung lama terkait Kepulauan Senkaku, yang oleh China disebut sebagai Diaoyu.
Pulau-pulau kecil tak berpenghuni ini memiliki lokasi strategis di antara Okinawa dan Taiwan. Jepang sendiri terus memperdalam kerja sama keamanan dengan Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik, sebuah langkah yang kerap menuai respons dari Beijing, terutama mengingat klaim China atas hampir seluruh Laut Cina Selatan.






