Tren

Jepang dan Lima Negara ASEAN Bersinergi dalam Studi Komprehensif Bakteri Resisten Obat

TOKYO – Institut Keamanan Kesehatan Jepang meluncurkan program kerja sama dengan lima negara Asia Tenggara untuk meneliti status terkini bakteri yang resisten terhadap antibiotik dan agen lain yang dirancang untuk mengobati penyakit menular. Inisiatif ini diambil menyusul kekhawatiran global atas penyebaran bakteri resisten obat, yang sebagian besar diakibatkan oleh penyalahgunaan obat-obatan.

Menurut laporan kantor berita NHK pada Senin (29/12), Institut Keamanan Kesehatan Jepang akan memulai pengumpulan data terkait bakteri resisten obat di Indonesia, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Filipina. Program serupa telah lebih dulu dimulai di Jepang pada Desember 2025.

Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.

Proyek penelitian ini melibatkan permintaan sampel mikroorganisme dari total 13 rumah sakit yang tersebar di enam negara tersebut. Sampel yang dikumpulkan termasuk bakteri E. coli yang ditemukan pada pasien yang mengalami kondisi bakteremia, yakni keberadaan mikroba dalam darah.

Para peneliti akan menggunakan sampel-sampel ini untuk menentukan tingkat resistensi bakteri terhadap obat-obatan. Selain itu, mereka juga akan meneliti agen antimikroba yang tersedia untuk digunakan di masing-masing negara serta metode pemberiannya.

Tujuan lain dari studi ini adalah untuk memantau gejala yang muncul pada pasien yang terinfeksi bakteri resisten obat dan mengamati perubahan kondisi kesehatan mereka. Data komprehensif ini nantinya akan dibagikan oleh keenam negara untuk mendukung upaya penemuan obat-obatan yang efektif dalam melawan bakteri tersebut.

Direktur Departemen Uji Klinis Internasional Institut Keamanan Kesehatan Jepang, Daisuke Tokita, menekankan pentingnya inisiatif baru ini. “Inisiatif baru ini dinilai signifikan karena memungkinkan petugas kesehatan untuk menerima informasi dan mengambil tindakan sesegera mungkin,” ujar Tokita.

Mureks