Berita

Jaringan Telekomunikasi Aceh Tamiang Pulih, Warga Kembali Berkomunikasi Pascabencana Banjir

Jaringan Base Transceiver Station (BTS) di Aceh Tamiang, yang sempat lumpuh akibat bencana banjir dan longsor, kini telah pulih sepenuhnya. Kondisi ini menjadi penanda awal kembalinya aktivitas normal warga, memungkinkan mereka berkomunikasi, mengakses informasi, serta memperlancar proses penyaluran bantuan.

Fariani, seorang ibu rumah tangga di Aceh Tamiang, mengungkapkan bahwa kembalinya sinyal telekomunikasi adalah perubahan paling signifikan yang ia rasakan pascabencana. Dengan jaringan yang aktif, ia dapat menghubungi keluarga dan mengetahui kondisi di luar daerah terdampak.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

“Alhamdulillah, senang sekali ada sinyal gini kan bisa hubungi keluarga, anak yang jauh-jauh. Tadinya seperti orang bingung, mau kemana-mana gak tau. Jadi alhamdulillah sekali,” ungkap Fariani kepada Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid di Aceh Tamiang, pada Senin (29/12/2025).

Fariani juga berharap kualitas jaringan telekomunikasi di wilayahnya dapat terus dijaga agar komunikasi warga tetap stabil ke depannya. “Harapannya ke depannya lebih baik, bisa continue diperbaiki sinyalnya,” ujarnya.

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menegaskan bahwa pemulihan jaringan telekomunikasi ini merupakan implementasi dari instruksi Presiden Prabowo Subianto. Presiden menginstruksikan agar layanan publik dan jaringan telekomunikasi di wilayah terdampak bencana dapat pulih hingga akhir tahun 2025.

“Tugas kami memastikan koneksi internet dan seluler kembali pulih. Karena itu, hari ini kami bersama mitra hadir untuk memastikan bahwa tugas kita masing-masing bisa berjalan maksimal. Pulih sebelum tahun berganti,” tegas Meutya Hafid.

Dalam kunjungannya, Menkomdigi bersama perwakilan operator seluler dari Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, dan XLSmart meninjau langsung menara BTS yang terdampak bencana. Peninjauan ini bertujuan untuk memastikan proses pemulihan jaringan terus berjalan di lapangan.

Meutya mengapresiasi perkembangan pemulihan telekomunikasi di Aceh Tamiang yang dampaknya sudah dirasakan langsung oleh masyarakat. “Tadi kami melihat warga juga sudah bisa video call, sudah bisa menikmati membaca-baca berita karena informasi menjadi penting juga dalam pemulihan bencana. Jadi mudah-mudahan jaringan seluler bisa stabil terus sampai tahun depan dan seterusnya,” ungkap Meutya.

Bagi warga Aceh Tamiang, pulihnya BTS bukan sekadar ketersediaan sarana komunikasi, melainkan juga menjadi penanda awal pemulihan kehidupan dan aktivitas masyarakat setelah dilanda bencana.

Mureks