Harga emas dunia diproyeksikan akan memasuki momentum penguatan baru, bahkan berpotensi melampaui rekor tertinggi yang tercatat pada Oktober lalu di level US$ 4.381 per troy ons. Pengamat pasar komoditas, Ibrahim Assuaibi, memprediksi harga logam mulia ini akan terus menguat hingga menyentuh US$ 4.415 per troy ons.
Pada Senin, 22 Desember 2025, harga emas terpantau menguat 0,60% ke level US$ 4.363, berdasarkan data dari Kitco. Penguatan ini didorong oleh berbagai sentimen ekonomi dan geopolitik global yang diperkirakan akan terus berlanjut.
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed
Ibrahim Assuaibi menjelaskan, salah satu pendorong utama reli harga emas adalah keyakinan pasar terhadap potensi penurunan suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed) pada Januari 2026 mendatang. “Dalam satu minggu kemungkinan harga emas akan tembus di US$ 4.415 per troy ons,” ujar Ibrahim dalam keterangannya di Jakarta, Senin (22/12/2025).
Ekspektasi penurunan suku bunga di Amerika Serikat ini diperkuat oleh adanya hambatan dalam pengumpulan beberapa data ekonomi AS. Hal ini merupakan imbas dari penutupan pemerintahan AS selama 43 hari beberapa waktu lalu.
“Para ekonom masih sangat berhati-hati untuk membahas penurunan suku bunga. Di sisi lain, pernyataan-pernyataan dari gubernur bank sentral Amerika juga masih membahas tentang penurunan suku bunga, walaupun ada perbedaan antara mempertahankan atau menurunkan,” papar Ibrahim.
Ia menambahkan, mayoritas gubernur bank sentral Amerika lebih condong pada opsi penurunan suku bunga. Kondisi ini menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi harga emas, yang sering dianggap sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi.
Ketegangan Geopolitik Global
Selain sentimen suku bunga, berbagai ketegangan geopolitik di berbagai belahan dunia juga turut menjadi faktor pendukung reli harga emas. Ibrahim menyebutkan beberapa titik panas yang memicu kekhawatiran pasar.
- Amerika Serikat dan Venezuela: Ketegangan antara kedua negara terus berlanjut, dengan pemerintahan Presiden Nicolas Maduro menghadapi tekanan dari Presiden AS Donald Trump.
- Rusia dan Ukraina: Perbedaan pendapat mengenai isu wilayah yang dapat dikuasai masih menjadi sumber konflik di Eropa Timur.
- Timur Tengah: Israel dilaporkan berencana melancarkan serangan militer baru terhadap Iran, meningkatkan risiko eskalasi di kawasan tersebut.
- Asia Timur: Bantuan persenjataan yang diberikan AS terhadap Taiwan meningkatkan risiko ketegangan dengan China di laut Asia Timur.
“Ini yang kemungkinan besar akan mendongkrak harga emas dunia ke US$ 4.415,” pungkas Ibrahim, menegaskan bahwa kombinasi faktor ekonomi dan geopolitik akan menjadi katalisator utama bagi penguatan harga emas ke depan.






