Keuangan

GTSI Perkuat Strategi Rantai Pasok Energi, Bidik Monetisasi Stranded Gas dan Target Net Zero Emission

Advertisement

PT GTS Internasional Tbk (GTSI) memperkuat strategi pertumbuhan bisnisnya dengan fokus pada integrasi rantai pasok energi. Langkah ini sejalan dengan rencana ekspansi perseroan di segmen midstream dan downstream.

President Director GTSI, Ari Askhara, menyatakan bahwa perseroan berupaya memperluas perannya dalam sistem pasokan energi nasional. Fokus utamanya adalah menghubungkan sumber gas yang selama ini belum termonetisasi.

Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.

Optimalisasi Gas Terbengkalai dan Peran Strategis GTSI

“GTSI melihat potensi besar pada stranded gas yang belum termanfaatkan secara optimal,” ujar Ari Askhara dalam keterangan resmi pada Senin, 22 Desember 2025. Ia menambahkan, melalui penguatan peran di segmen midstream, GTSI mengambil peran strategis untuk menghubungkan sumber energi dari berbagai wilayah dan kepulauan ke pusat-pusat permintaan.

Di segmen midstream, GTSI memprioritaskan pengembangan optimalisasi armada LNG, peningkatan efisiensi operasional, serta layanan logistik. Hal ini bertujuan untuk memungkinkan distribusi gas dari wilayah terpencil dan kepulauan di Indonesia.

Ari menjelaskan, peran ini sangat krusial dalam menjawab tantangan geografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Selain itu, langkah ini juga diharapkan dapat memperkuat keandalan pasokan energi nasional.

Pengembangan Hilirisasi dan Kontribusi Net Zero Emission

Sementara itu, di segmen downstream, GTSI membuka peluang pengembangan hilirisasi dan layanan LNG terpadu. Layanan ini ditujukan untuk sektor pembangkit listrik, industri, serta wilayah yang belum terjangkau jaringan pipa. Tujuannya adalah memperluas akses terhadap energi yang lebih bersih, efisien, dan andal.

Advertisement

Sejalan dengan strategi pertumbuhan ini, GTSI memproyeksikan belanja modal (capex) hingga US$ 200 juta. Dana tersebut akan dialokasikan secara bertahap untuk mendukung penguatan armada, pengembangan infrastruktur LNG, serta peluang ekspansi bisnis yang terukur.

Perusahaan juga menjajaki diversifikasi bisnis melalui pengembangan mini LNG plant. Solusi ini diharapkan dapat menjadi fleksibel untuk monetisasi stranded gas dan pemenuhan kebutuhan energi di wilayah dengan permintaan skala menengah dan kecil.

Ari Askhara menambahkan bahwa pengembangan bisnis LNG GTSI juga sejalan dengan kontribusi perusahaan terhadap agenda net zero emission. Gas alam diposisikan sebagai energi transisi yang memiliki intensitas emisi lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil lainnya.

“Peran GTSI dalam memastikan distribusi LNG yang tepat sasaran tidak hanya mendukung ketahanan energi nasional, tetapi juga berkontribusi nyata terhadap transisi energi dan pencapaian target net zero emission secara bertahap,” tegas Ari.

Ke depan, GTSI akan terus mengedepankan disiplin investasi, seleksi proyek yang terukur, serta penguatan tata kelola dan keselamatan operasional. Hal ini menjadi fondasi pertumbuhan jangka panjang dan penciptaan nilai berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan.

Advertisement
Mureks