Keuangan

Gedung Putih Buka Opsi Hapus Tarif Impor Barang yang Tak Diproduksi di AS

Advertisement

WASHINGTON – Otoritas Amerika Serikat (AS) membuka kemungkinan untuk menghapus bea masuk terhadap barang-barang yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, Kevin Hassett, pada Senin (22/12/2025).

Hassett menjelaskan bahwa upaya ini dipimpin oleh Perwakilan Perdagangan AS, Jamieson Greer. “Jika ada sesuatu yang sama sekali tidak diproduksi di AS, (Perwakilan Perdagangan AS) Jamieson Greer memimpin upaya mempelajari ini, bahwa ada keinginan untuk mengecualikan beberapa hal jika memang tidak seharusnya diproduksi di AS, misalnya karena iklim atau hal-hal semacam itu,” kata Hassett, seperti dikutip CBS internasional.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Wacana penghapusan bea masuk ini muncul di tengah kebijakan proteksionisme agresif yang telah diterapkan AS sejak 2018 di bawah filosofi ‘America First’. Kebijakan ini bertujuan utama mengurangi defisit perdagangan dan melindungi produsen domestik dari persaingan asing yang dianggap tidak adil.

Sebelumnya, pada 9 November 2025, Presiden AS Donald Trump menegaskan pentingnya tarif impor. Menurutnya, kebijakan tarif telah berhasil memperbaiki tingkat inflasi negara dan mendorong harga saham AS mencapai rekor tertinggi.

Trump juga mengkritik para penentang kebijakan tarif, menekankan bahwa AS telah meraup triliunan dolar dari penerapan bea masuk tersebut. Dana ini diharapkan dapat membantu melunasi utang negara yang mencapai US$ 37 triliun, atau sekitar Rp 619,2 kuadriliun.

Advertisement

Selain itu, pemimpin AS tersebut berjanji akan memberikan dividen sebesar US$ 2.000 atau sekitar Rp 33,4 juta per orang kepada warga AS, kecuali mereka yang berpenghasilan tinggi, dari pendapatan tarif tersebut.

Kebijakan tarif besar-besaran, terutama pada impor dari China dan beberapa negara Eropa, telah memicu perang dagang global. Langkah ini menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk industri dan ekonom AS sendiri. Mereka berpendapat bahwa tarif justru meningkatkan biaya bagi konsumen dan produsen Amerika melalui kenaikan harga bahan baku impor, alih-alih meredakan inflasi.

Di sisi lain, para pendukung tarif, seperti yang ditegaskan oleh Trump, melihatnya sebagai sumber pendapatan negara yang signifikan dan alat negosiasi yang efektif untuk menekan mitra dagang agar membuka pasar mereka. Oleh karena itu, usulan untuk mengecualikan barang-barang yang secara alamiah tidak mungkin diproduksi di AS, misalnya karena faktor iklim, dapat dilihat sebagai upaya pragmatis. Tujuannya adalah meredakan ketegangan ekonomi internal sekaligus mempertahankan inti kebijakan proteksionisme perdagangan.

Advertisement
Mureks