Samarinda – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menegaskan bahwa kampus atau perguruan tinggi memiliki peran strategis sebagai ruang pencetak sumber daya manusia (SDM) masa depan bangsa. Penegasan ini disampaikan Hetifah setelah meninjau langsung dinamika pendidikan tinggi di Kalimantan Timur (Kaltim) sepanjang tahun 2025.
“Penilaian ini didasarkan pada sepanjang tahun 2025, yakni saya melaksanakan kegiatan di 15 perguruan tinggi di Kalimantan Timur (Kaltim), mulai universitas, politeknik, hingga sekolah tinggi, sebagai bagian dari tanggung jawab selaku anggota DPR RI Dapil Kaltim di komisi yang membidangi pendidikan,” kata Hetifah saat dihubungi dari Samarinda, Minggu (28/12).
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Dinamika dan Aspirasi Kampus di Kaltim
Hetifah menjelaskan, setiap perguruan tinggi yang dikunjunginya menghadirkan dinamika yang berbeda. Namun, ia menemukan satu benang merah yang kuat, yaitu semangat sivitas akademika untuk terus berbenah dan menjaga relevansi dengan perubahan zaman. Berbagai tema diskusi mencerminkan kesadaran tinggi perguruan tinggi di Kaltim terhadap tantangan masa depan.
- Pemanfaatan kecerdasan artifisial (AI) untuk transformasi pembelajaran.
- Pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan perguruan tinggi.
- Penciptaan peluang ekonomi digital bagi mahasiswa.
- Peningkatan mutu dosen.
- Proses transformasi kelembagaan kampus.
Mahasiswa menunjukkan antusiasme tinggi dan sikap kritis dalam menyampaikan aspirasi mereka. Beberapa poin utama yang disuarakan mahasiswa meliputi kesiapan kampus menghadapi era digital, akses terhadap teknologi pembelajaran, kepemimpinan yang responsif, relevansi kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja, serta pentingnya lingkungan kampus yang aman, inklusif, dan bebas dari kekerasan.
Sementara itu, dari kalangan dosen dan pimpinan perguruan tinggi, aspirasi yang muncul relatif konsisten. Mereka menyoroti kebutuhan akan penguatan kapasitas SDM dosen, kejelasan jenjang karier dan kesejahteraan, dukungan riset dan publikasi, serta perlunya dukungan pemerintah yang lebih besar bagi kampus swasta. Percepatan proses kelembagaan bagi kampus-kampus yang sedang bertransformasi juga menjadi perhatian. Mereka berharap kebijakan pendidikan tinggi tidak hanya terpusat, tetapi benar-benar berpihak dan kontekstual dengan kondisi kampus di daerah.
Dialog Langsung dengan Kemendiktisaintek
Hetifah menyampaikan apresiasi atas kehadiran para pengambil keputusan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) dalam beberapa dialog di kampus. “Kesan sangat positif saya rasakan ketika pada beberapa kesempatan dialog di kampus dihadiri langsung oleh para pengambil keputusan di Kemdiktisaintek, diantaranya Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Prof. Benny Bandanajaya, Direktur Sumber Daya Manusia Prof. Sri Suning, dan Direktur Kelembagaan Prof. Mukhamad Najib,” ujarnya.
Kehadiran para direktur tersebut tidak hanya memperkaya diskusi secara substantif, tetapi juga mengirimkan pesan kuat bahwa negara hadir, mendengar, dan membuka ruang dialog langsung dengan sivitas akademika. Hetifah menambahkan, respons kampus sangat antusias, dengan aspirasi yang dapat disampaikan tanpa sekat dan banyak pertanyaan teknis yang langsung dijawab di tempat.
“Rangkaian kegiatan ini menegaskan satu hal penting, perguruan tinggi bukan sekadar institusi pendidikan, melainkan ruang strategis pembentukan masa depan bangsa,” pungkas Hetifah, menekankan kembali pentingnya peran perguruan tinggi dalam pembangunan SDM Indonesia.






