Keuangan

Harga Perak Melonjak Tajam, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Didorong Defisit Pasokan Global

Harga perak dunia melonjak signifikan dan mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah pada perdagangan Jumat (26/12/2025) waktu setempat. Kenaikan drastis ini didorong oleh kombinasi defisit pasokan global yang persisten dan meningkatnya permintaan dari sektor industri.

Mengutip laporan Reuters pada Minggu (28/12/2025), harga perak mengalami penguatan sebesar 9 persen. Angka tersebut membawa harga logam putih ini mencapai level rekor 78,53 dollar AS per ons. Lonjakan ini menegaskan tren penguatan di pasar komoditas logam mulia secara keseluruhan.

Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.

Logam Mulia Lain Ikut Menguat

Tidak hanya perak, sejumlah logam mulia lain juga menunjukkan pergerakan harga yang mengesankan. Harga emas spot, misalnya, mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di level 4.549,71 dollar AS per ons.

Platinum juga tidak ketinggalan, melonjak sekitar 10 persen dan menyentuh rekor baru di 2.454,12 dollar AS per ons. Sementara itu, palladium mencatatkan penguatan paling agresif di antara logam mulia lainnya, dengan harga spot melonjak lebih dari 14 persen dan terakhir diperdagangkan di level 1.924,03 dollar AS per ons.

Defisit Pasokan Jadi Pendorong Utama

Sejak awal tahun hingga Sabtu (27/12/2025), perak telah menunjukkan reli bertahap yang kemudian berakselerasi tajam menjelang akhir tahun. Logam ini berhasil menembus rekor demi rekor di pasar internasional.

Pergerakan harga perak ini erat kaitannya dengan perubahan besar dalam lanskap global. Beberapa faktor pendorong utama meliputi transisi energi yang meningkatkan kebutuhan perak sebagai material industri, dinamika kebijakan suku bunga di Amerika Serikat, pergeseran arus investasi logam mulia, serta faktor pasokan yang relatif “kaku”. Pasokan perak seringkali terbatas karena banyak diproduksi sebagai produk samping dari penambangan logam lain.

Salah satu benang merah yang konsisten muncul sejak awal 2025 adalah narasi defisit pasokan. Pada 29 Januari 2025, Silver Institute menyatakan bahwa pasar perak diproyeksikan kembali mengalami defisit signifikan. Ini akan menjadi defisit untuk tahun kelima berturut-turut.

Dalam rilisnya, lembaga tersebut menekankan bahwa permintaan industri diperkirakan tetap menjadi penggerak utama kondisi permintaan dan penawaran yang ketat di pasar perak.

Gambaran defisit ini terus berulang sepanjang tahun. Pada 5 Juni 2025, menurut warta Reuters, harga perak menembus 35 dollar AS per ounce. Angka ini merupakan level tertinggi lebih dari 13 tahun pada saat itu. Reli harga perak kala itu ditopang oleh permintaan industri dan defisit pasokan yang persisten.

Kondisi defisit membuat pasar perak sangat sensitif terhadap perubahan kecil di sisi permintaan maupun pasokan. Ketika permintaan meningkat, baik dari sektor industri maupun investasi, pasokan tidak mudah mengejar. Pada titik ini, defisit bertindak seperti “lantai” yang membuat harga lebih mudah terdorong naik saat ada katalis tambahan.

Mureks