Keuangan

Harga Perak Melonjak Dekati US$ 68 per Troy Ons, Analis Prediksi Koreksi Tajam di Awal Tahun 2026

Advertisement

Harga perak melanjutkan penguatan signifikan pada awal pekan, Senin, 22 Desember 2025, mendorong logam mulia ini mendekati level US$ 68 per troy ons. Kenaikan ini terjadi di tengah antisipasi pasar terhadap pergerakan harga komoditas global.

Berdasarkan pantauan dari laman Kitco pada Senin (22/12/2025), harga perak tercatat menguat 0,51% dan diperdagangkan pada level US$ 67,44 per troy ons. Penguatan ini menandai momentum positif bagi perak di penghujung tahun.

Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.

Meskipun demikian, sejumlah analis pasar mengantisipasi adanya koreksi harga perak yang signifikan di awal tahun 2026. Analis dari Heraeus, misalnya, memperkirakan harga perak akan terkoreksi ke kisaran US$ 43 hingga US$ 62 per troy ons sepanjang tahun 2026.

Senada, analis komoditas dari TD Securities juga memproyeksikan harga perak akan moderat ke pertengahan US$ 40 per troy ons pada tahun depan. Mereka menyoroti sifat perak sebagai investasi yang lebih fluktuatif dibandingkan emas.

“Pada akhirnya, perak adalah investasi dengan beta lebih tinggi, yaitu lebih fluktuatif, daripada emas,” kata para analis, dikutip dari Kitco News.

Para analis di Heraeus menambahkan bahwa faktor-faktor pendorong harga emas juga akan memengaruhi perak. Ini termasuk kekhawatiran ekonomi dan geopolitik, kebijakan fiskal dan moneter Amerika Serikat, pemangkasan suku bunga oleh bank sentral, serta dampaknya terhadap dolar AS.

Advertisement

“Jika reli emas berlanjut, maka perak kemungkinan akan mengikutinya,” ungkap para analis di Heraeus.

Harga perak yang tinggi saat ini telah meredam permintaan untuk perhiasan dan peralatan makan perak. Heraeus memperkirakan tren penurunan permintaan ini akan berlanjut pada tahun 2026.

Heraeus mencatat bahwa India merupakan kontributor utama permintaan perhiasan perak global, menyumbang sekitar 40%, dan sekitar dua pertiga dari pasar peralatan makan perak. Namun, konsumen di negara tersebut saat ini menghadapi kendala daya beli karena harga perak yang terus meningkat.

“Negara ini mengimpor 14% lebih sedikit perak pada tahun hingga Oktober dibandingkan tahun sebelumnya,” beber Heraeus, menunjukkan dampak langsung dari kenaikan harga terhadap permintaan.

Advertisement
Mureks