Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul meninjau langsung penyaluran Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS) Kesejahteraan Masyarakat 2025 di Kantor Pos Jatinegara, Jakarta Timur, pada Kamis (11/12/2025). Ia menekankan bahwa bantuan senilai Rp 900 ribu, yang merupakan program dari Presiden Prabowo Subianto, ditujukan untuk membantu keluarga kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan pokok.
“Diharapkan ini meringankan beban di akhir tahun keluarga penerima manfaat (KPM). Sekaligus nanti dibelanjakan untuk urusan-urusan pokok keluarga dan akhirnya ikut menaikkan pertumbuhan ekonomi kita secara bersama-sama,” ujar Gus Ipul dalam keterangan tertulis yang diterima pada Rabu (10/12/2025). Pernyataan ini disampaikan Gus Ipul di hadapan para keluarga penerima manfaat (KPM) yang hadir di Kantor Pos Jatinegara.
Gus Ipul mengimbau seluruh warga penerima BLTS untuk menggunakan bantuan tersebut dengan bijak. Ia secara tegas menyatakan bahwa bantuan ini tidak boleh digunakan untuk membeli rokok, kredit sepeda motor, atau untuk kegiatan judi online.
“Bapak-ibu sekalian, bantuan ini tentu diharapkan tidak disalahgunakan. Gunakan untuk kepentingan-kepentingan yang paling pokok. Mungkin keperluan anak-anak sekolah atau merintis usaha. Atau juga untuk hal-hal lain. Mudah-mudahan ada manfaatnya,” jelasnya.
BLTS ini ditargetkan menyasar 35 juta KPM yang datanya bersumber dari Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Gus Ipul menjelaskan bahwa Kementerian Sosial (Kemensos) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) dan pemerintah daerah telah melakukan verifikasi cepat atau ground check terhadap data KPM sebelum penyaluran BLTS.
“Setelah itu hasilnya (ground check) kita kirimkan lagi ke BPS untuk dilakukan validasi dan sekaligus pengukuran. Yang mana nanti akan kita ketahui sebenarnya keluarga penerima manfaat yang sudah kita lakukan verifikasi cepat ini layak mendapatkan bansos atau tidak,” tuturnya.
Berdasarkan data yang dihimpun, hingga saat ini, bantuan telah disalurkan kepada lebih dari 28 juta KPM yang dinyatakan layak menerima. Penyaluran dilakukan melalui Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) maupun PT Pos Indonesia. Sementara itu, sebanyak 2,8 juta KPM masih dalam proses verifikasi.
Gus Ipul berharap proses verifikasi ini dapat segera diselesaikan agar penyaluran BLTS dapat rampung sebelum akhir tahun 2025. “Yang kita harapkan nanti kita cut off-nya itu tanggal 17 Desember. Jadi kita tutup itu pemutakhiran data di 17 Desember. Setelah itu, hari berikutnya kita bersama PT Pos akan melakukan penyaluran tahap akhir,” harapnya.
Di sisi lain, Plt Direktur Utama PT Pos Indonesia, Haris, menjelaskan tiga prosedur penyaluran BLTS yang dilakukan pihaknya. Pertama, KPM dapat mendatangi kantor pos terdekat untuk mengambil bantuan secara langsung. Kedua, jika tidak ada kantor pos terdekat, KPM dapat berkumpul di satu lokasi, seperti kantor kelurahan, dan petugas PT Pos Indonesia akan datang menyalurkan bantuan secara kolektif.
“Dan untuk bapak-ibu sekalian yang lansia, yang sakit, sebenarnya bisa lapor ke pak lurah. ‘Pak lurah, saya enggak bisa datang ke kantor Pos. Bisa nggak orang kantor Pos datang (ke rumah)?’ Bisa,” ungkap Haris.
Dalam kesempatan tersebut, seorang warga bernama Maria mengucapkan terima kasih atas BLTS yang diberikan pemerintah. Perempuan lanjut usia yang sehari-hari berjualan es campur di Pasar Jatinegara ini berharap bantuan tersebut dapat berkelanjutan.
“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Menteri, juga kepada pemerintah, dan juga kepada Pos Indonesia yang sudah menyalurkan bantuan BLT tunai Rp 900 ribu. Semoga bisa berkelanjutan,” ucap Maria.






