Berita

Gini Ratio Jakarta Tertinggi Se-Indonesia, Pramono Anung Soroti Kesenjangan Kaya-Miskin

Advertisement

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyoroti tingginya gini ratio atau ketimpangan distribusi pendapatan di ibu kota yang sulit diturunkan. Angka ini mengindikasikan kesenjangan signifikan antara kelompok kaya dan miskin di Jakarta, menjadikannya yang tertinggi di antara 38 provinsi di Indonesia.

Kondisi Gini Ratio di Jakarta

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per semester I tahun 2025 (Maret 2025), nilai gini ratio di DKI Jakarta tercatat sebesar 0,441. Angka ini menempatkan Jakarta di posisi teratas dalam hal ketimpangan dibandingkan provinsi lain.

Gini ratio merupakan ukuran statistik yang berkisar antara 0 hingga 1. Nilai 0 menunjukkan distribusi pendapatan yang merata tanpa ketimpangan, sementara nilai yang mendekati 1 mengindikasikan ketimpangan yang tinggi, di mana sebagian kecil penduduk menguasai sebagian besar pendapatan atau kekayaan.

Data Gini Ratio Provinsi Lain (Maret 2025)

Berikut adalah data gini ratio perkotaan versi BPS di 38 provinsi Indonesia per Maret 2025:

Provinsi Gini Ratio
DKI Jakarta 0,441
DI Yogyakarta 0,434
Sulawesi Barat 0,434
Jawa Barat 0,426
Bengkulu 0,424
Nusa Tenggara Barat 0,397
Jawa Tengah 0,390
Gorontalo 0,389
Kep. Riau 0,383
Jawa Timur 0,383
Sulawesi Selatan 0,373
Sumatera Selatan 0,370
Sulawesi Tenggara 0,359
Bali 0,352
Kalimantan Barat 0,348
Riau 0,345
Sulawesi Utara 0,343
Maluku Utara 0,340
Banten 0,335
Aceh 0,329
Jambi 0,328
Papua Selatan 0,326
Sumatera Utara 0,324
Lampung 0,319
Kalimantan Timur 0,316
Papua 0,314
Kalimantan Tengah 0,310
Sumatera Barat 0,307
Sulawesi Tengah 0,305
Kalimantan Selatan 0,304
Papua Pegunungan 0,301
Nusa Tenggara Timur 0,280
Papua Barat 0,279
Maluku 0,276
Kalimantan Utara 0,262
Papua Barat Daya 0,251
Kep. Bangka Belitung 0,232
Papua Tengah 0,207

Pernyataan Pramono Anung

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyatakan bahwa tingginya gini ratio merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi Jakarta. Ia menekankan bahwa indikator ini secara jelas menunjukkan adanya jurang pemisah antara kelompok kaya dan miskin di ibu kota.

“Dalam kepemimpinan yang saya pimpin, terutama hal yang berkaitan dengan untuk menjaga prinsip bahwa persoalan Jakarta salah satu yang serius adalah persoalan gini ratio atau kemiskinan,” kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Sabtu (13/12/2025).

Advertisement

“Perbedaan gini ratio, orang kaya miskinnya masih tinggi,” lanjutnya.

Pramono Anung juga mengamati bahwa meskipun berbagai indikator ekonomi di Jakarta seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, tingkat kemiskinan, dan pengangguran menunjukkan perbaikan, gini ratio justru tetap tinggi.

“Karena hampir semua indikasi, apakah itu pertumbuhan ekonomi, inflasi, kemiskinan, kemudian juga pengangguran, mengalami perbaikan, tapi gini ratio-nya enggak,” tuturnya.

Menurut Pramono, sulitnya menurunkan gini ratio ini menandakan bahwa jumlah orang kaya di Jakarta memang sangat banyak.

“Kenapa? Artinya orang kaya di Jakarta ini memang banyak banget,” ucap Pramono.

Advertisement