Berita

Gerakan Patungan Beli Hutan, Legislator Sebut Sindiran Tajam untuk Pemerintah

Advertisement

Gerakan patungan untuk membeli hutan yang viral di media sosial mendapat tanggapan serius dari legislator. Anggota Komisi IV DPR sekaligus Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Daniel Johan, menilai inisiatif tersebut merupakan sindiran tajam terhadap upaya pengelolaan hutan di Indonesia.

Daniel Johan mengungkapkan bahwa gerakan ini mencerminkan kekecewaan mendalam masyarakat terhadap kondisi hutan yang kian memprihatinkan. Ia menambahkan, “Ini sindiran tajam untuk pemerintah, meskipun secara ide menarik dan bentuk kepedulian bersama atas rusaknya hutan dan lingkungan.”

Munculnya gerakan ini dipicu oleh keprihatinan organisasi non-pemerintah seperti Pandawara Group, menyusul serangkaian bencana alam di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang diduga kuat dipicu oleh deforestasi. Beberapa tokoh publik, termasuk penyanyi Denny Caknan dan Vidi Aldiano, telah menyuarakan dukungan mereka terhadap ide patungan membeli hutan.

Kritik Terhadap Penegakan Hukum dan Pengawasan

Lebih lanjut, Daniel menyoroti minimnya sanksi setimpal bagi para pelaku penebangan hutan. Ia menilai ide yang digagas oleh masyarakat ini sebagai sebuah terobosan baru yang menunjukkan kepedulian rakyat terhadap kelestarian alam.

“Kondisi degradasi hutan kian tahun semakin habis dan menimbulkan bencana ekologis yang menelan korban dan harta benda. Sementara para pelaku tidak pernah bertanggung jawab atas ulahnya terhadap rusaknya hutan,” tegas Daniel Johan kepada wartawan pada Rabu (10/12/2025).

Advertisement

Daniel mengibaratkan gerakan ini sebagai tamparan bagi para pengambil kebijakan. Ia menekankan bahwa masyarakat memiliki peran penting dalam melestarikan sumber daya alam.

“Ini bentuk tamparan buat pengambil kebijakan yang dengan mudah memberi izin konsensi tanpa pengawasan yang baik. Ide ini kalau berhasil akan menjadi terobosan baru menyelamatkan hutan dan dengan ‘patungan’ artinya hutan menjadi milik rakyat, bukan hutan milik negara semata,” papar Daniel.

Hutan Sebagai Warisan Generasi Mendatang

Daniel Johan juga mengutip contoh positif dari luar negeri, seperti pendiri The North Face yang membeli lahan hutan seluas sekitar 2 juta hektare di Chile dan Argentina untuk dipulihkan dan dijaga dari penebangan. Hal ini menunjukkan potensi kolaborasi antara swasta dan masyarakat dalam konservasi.

Ia mengingatkan bahwa hutan merupakan warisan berharga bagi generasi mendatang. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah harus lebih memprioritaskan kelestarian alam.

“Saatnya semua bersatu padu, melihat, mengawasi kinerja pemerintah dalam mengelola hutan. Hutan yang rusak seperti saat ini warisan belasan-puluhan tahun lalu. Kita tidak ingin kembali merusak hutan yang tersisa, harus di jaga dan dilestarikan. Terima kasih kepada netizen yang peduli, mari bergerak bersama,” tutup Daniel.

Advertisement