Polisi akan memeriksa pemilik gedung Terra Drone yang hangus terbakar dan menelan 22 korban jiwa. Pihak kepolisian menyebut pemilik gedung telah menyatakan kesediaannya untuk diperiksa pada Sabtu mendatang.
Pemeriksaan Saksi Tambahan
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Roby Heri Saputra, mengonfirmasi kesediaan pemilik gedung untuk diperiksa. “Kemarin sudah bersedia diperiksa hari Sabtu,” ujar Roby kepada wartawan, Selasa (16/12/2025). Ia menambahkan bahwa pemeriksaan saksi tambahan juga akan dilakukan pekan ini. Hingga kini, total 12 orang telah diperiksa sebagai saksi dalam kasus kebakaran yang terjadi di gedung tersebut. “Ada (pemeriksaan saksi pekan ini). Tapi, belum kita pastikan jadwalnya menyesuaikan kegiatan para saksi yang akan diperiksa,” jelasnya. “12 totalnya sekarang (saksi yang diperiksa),” tambahnya.
Manajemen Diduga Langgar Aturan
Sebelumnya, Roby Heri Saputra mengungkapkan bahwa pemilik gedung Terra Drone sedang berada di luar negeri saat kejadian. Pihak manajemen diduga melanggar aturan dengan menyimpan barang-barang mudah terbakar di dalam gedung, termasuk baterai lithium polymer (LiPo) yang diduga menjadi pemicu kebakaran maut tersebut. “Pemilik gedung kondisinya saat ini ada di luar negeri. Malah udah kami panggil untuk jadwalkan minggu depan kita harapkan dia datang untuk menyegerakan penyidikan,” kata Roby saat dihubungi pada Minggu (14/12/2025).
Kronologi Kebakaran
Kebakaran di gedung yang terdiri atas enam lantai itu terjadi pada Selasa (9/12) siang. Api diduga berasal dari ruang inventaris di lantai 1, tempat penyimpanan baterai drone tipe lithium polymer (LiPo). Baterai-baterai yang sudah dalam kondisi rusak ditumpuk di ruangan tersebut. Percikan api yang timbul akibat baterai yang terjatuh kemudian menyambar baterai lain yang masih layak pakai di ruangan yang sama. Api dengan cepat membesar dan menjalar ke lantai-lantai lainnya. Sebanyak 22 orang dilaporkan tewas dalam peristiwa tragis ini. Para korban terjebak di lantai atas gedung karena asap tebal yang berasal dari lantai bawah dan minimnya jalur evakuasi.






