Ketua Bidang 3 Solidaritas Perempuan untuk Indonesia (Seruni) sekaligus Penasihat I DWP Kementerian Sosial, Fatma Saifullah Yusuf, menegaskan komitmen penguatan ruang inklusif bagi penyandang disabilitas. Hal ini disampaikannya dalam rangkaian peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2025 yang baru saja usai.
Menurut Fatma, kegiatan HDI 2025 menjadi bukti nyata bahwa penyandang disabilitas di Indonesia memiliki potensi luar biasa yang layak diapresiasi dan dikembangkan. Ia menyoroti besarnya bakat yang dimiliki para disabilitas di berbagai bidang.
“Alhamdulillah ternyata banyak sekali saudara-saudara atau anak-anak kita yang memiliki banyak sekali potensi atau bakat luar biasa, apalagi kalau bakat itu dikolaborasikan dengan teman-teman yang profesional,” ujar Fatma dalam keterangan tertulis pada Rabu (17/12/2025).
Fatma menjelaskan, seluruh produk yang dipamerkan dalam bazar HDI 2025 telah melalui proses kurasi ketat selama tiga bulan. Ia bahkan terlibat langsung dalam proses tersebut untuk memastikan kualitas karya yang ditampilkan. Sebanyak 89 komunitas disabilitas dikurasi dengan dukungan dari Direktorat Rehabilitasi Penyandang Disabilitas serta Sentra Kementerian Sosial.
“Bazar ini benar-benar kami persiapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Kami juga sudah mengkurasi produk teman-teman difabel dan kelompok rentan di seluruh Indonesia, dibantu oleh beberapa Sentra Kemensos yang juga mengkurasi produk difabel di wilayahnya masing-masing,” sambungnya.
Selain kurasi, pihaknya juga memberikan berbagai pelatihan keterampilan. Pelatihan tersebut meliputi membatik, melukis di atas kain, menjahit, merajut, membuat kerajinan tangan, hingga merangkai aksesori yang dilaksanakan di sejumlah Sentra Kementerian Sosial.
Selama bazar berlangsung, karya-karya tersebut mendapat sambutan positif dari masyarakat. Fatma menyebut tingginya minat pengunjung yang datang berulang kali untuk membeli produk-produk disabilitas.
“Dan ternyata anak-anak kita penyandang disabilitas ini banyak yang berbakat, apalagi jika diberi kesempatan dan ruang atau wadah. Ada yang bisa melukis, menjahit, merajut, membatik dan sebagainya. Kalo sering berlatih dan diberi wadah kan anak-anak jadi terlatih, produk yang dihasilkan jadi lebih bagus apalagi kalau dikolaborasikan dengan tim profesional atau non difabel lainnya,” terangnya.
Saat ini, Kementerian Sosial juga telah menjalin kerja sama dengan London School Beyond Academy (LSBA). Kerja sama ini bertujuan memberikan pelatihan di bidang kuliner kepada anak-anak berkebutuhan khusus.
“Nantinya akan diaplikasikan di lobby Kemensos, kalau di sini sukses, seluruh Sentra juga bisa mengikuti,” urainya.
Fatma berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara berkelanjutan. Ia juga mengajak orang tua anak berkebutuhan khusus untuk tidak malu dan terus mengasah kemampuan anak demi membangun rasa percaya diri dan kemandirian.
“Kami berencana ingin mengadakan sebuah karya yang lain lagi namanya Difabel Craft di tahun 2026. Mudah-mudahan terlaksana,” harapnya.
“Banyak orang tua yang masih malu untuk mengajak keluar anaknya. Tapi dengan acara yang kami adakan beberapa hari ini dan di funwalk tadi pagi, semuanya seperti saudara, membaur baik tuna daksa, tuna rungu, cerebral palsy dan sebagainya. Selain sebagai ajang silaturahmi, juga saling sharing dan menguatkan satu sama lain, saya ikut bahagia melihat kegembiraan yang dirasakan saudara-saudara kita, para orangtua dan anak-anak kita penyandang disabilitas atau ABK,” pungkasnya.
Rangkaian Kegiatan HDI 2025
Sebagai informasi, rangkaian kegiatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2025 dilaksanakan pada 3-7 Desember 2025 lalu di FX Sudirman, Jakarta. Acara ini mengusung tema ‘Setara Berkarya, Berdaya tanpa Batas’.
Berbagai kegiatan mengisi perayaan HDI 2025, antara lain:
- Workshop interaktif
- Talkshow inspiratif
- Bazar produk-produk disabilitas
- Panggung penampilan bakat anak-anak disabilitas
Puncak acara ditutup dengan kegiatan fun walk bersama 5.000 penyandang disabilitas di Bundaran HI, Jakarta.






