Nasional

Emas Diproyeksikan Tembus USD5.000, Perak Capai USD120 pada 2026 Didorong Kebijakan The Fed

Menjelang pergantian tahun, pasar global kembali menyoroti prospek emas dan perak yang diprediksi akan mencapai level baru pada 2026. Sinyal pelonggaran kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya ketidakpastian geopolitik disebut menjadi pendorong utama fase reli struktural kedua logam mulia ini.

Penguatan harga emas dan perak saat ini tidak terlepas dari perubahan ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan Federal Reserve. Inflasi AS yang melandai serta perlambatan pasar tenaga kerja memperkuat pandangan bahwa siklus pengetatan moneter mendekati akhir.

Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.

Dalam kerangka ini, penurunan imbal hasil riil obligasi AS menjadi katalis utama penguatan emas, mengingat emas merupakan aset tanpa imbal hasil yang diuntungkan saat opportunity cost menurun. Financial Analyst Finex, Brahmantya Himawan, menjelaskan, “Ketika real yield mulai turun dan pasar melihat potensi pelonggaran moneter, emas secara historis selalu mendapat dorongan struktural. Kondisi saat ini sangat mirip dengan fase awal reli jangka panjang sebelumnya.”

Seiring menguatnya peran emas sebagai aset lindung nilai, perhatian pasar mulai meluas ke logam mulia lain yang menawarkan potensi pertumbuhan lebih agresif. Perak muncul sebagai pelengkap strategis dalam portofolio logam mulia, terutama saat investor tidak hanya mencari perlindungan, tetapi juga peluang ekspansi nilai.

Berbeda dengan emas yang dominan sebagai safe haven, perak memiliki karakteristik ganda sebagai logam mulia sekaligus komoditas industri. Lonjakan permintaan dari sektor energi terbarukan, kendaraan listrik, dan teknologi mendorong kinerja perak melampaui emas dalam setahun terakhir.

Masuknya perak ke dalam daftar critical minerals di Amerika Serikat semakin memperkuat prospek jangka menengah hingga panjang. Finex memproyeksikan harga emas berpotensi bergerak di kisaran USD4.700-USD5.000 per troy ounce, sementara perak berpeluang mencapai USD90-USD120 per troy ounce pada 2026.

Brahmantya menambahkan, “Perak saat ini berada di persimpangan menarik antara kebutuhan industri dan minat investasi. Kombinasi ini membuat pergerakannya cenderung lebih agresif, terutama saat siklus ekonomi mulai bergeser.”

Dengan mempertimbangkan faktor moneter, geopolitik, dan struktural, prospek emas dan perak memasuki 2026 tetap konstruktif. Bagi investor jangka panjang, logam mulia masih relevan sebagai aset lindung nilai, sementara trader aktif dapat memanfaatkan volatilitas dan tren kuat dengan manajemen risiko yang disiplin.

Sebagai pialang teregulasi, Finex menyediakan akses trading emas dan perak secara transparan dan terukur, menghadirkan sarana bagi pelaku pasar untuk memanfaatkan momentum logam mulia melalui eksekusi cepat, dukungan analisis pasar, dan pendekatan manajemen risiko yang jelas.

Di tengah dinamika global yang semakin kompleks, pemahaman fundamental yang kuat menjadi kunci dalam menjadikan emas dan perak bagian dari strategi finansial menghadapi tahun baru.

Mureks