Berita

DPR Soroti Kasus Kusta 2 WNI di Rumania, Minta Negara Tak Absen dan Edukasi Publik

Advertisement

Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PAN, Ashabul Kahfi, menyoroti temuan dua warga negara Indonesia (WNI) yang terinfeksi kusta di Rumania. Ashabul meminta masyarakat tidak panik dan tidak mengucilkan kedua WNI penderita kusta tersebut, menekankan pentingnya penanganan serius namun tanpa kepanikan.

Penanganan Serius Tanpa Panik

“Menurut saya, kasus ini kami pandang serius, tetapi tidak perlu disikapi dengan kepanikan,” kata Ashabul kepada wartawan pada Kamis, 19 Desember 2025. Ia menjelaskan bahwa kusta adalah penyakit yang sudah lama dikenal, bisa diobati, dan memiliki tingkat penularan yang rendah karena membutuhkan kontak erat dan berkepanjangan.

Menurut Ashabul, prioritas utama saat ini adalah memastikan kedua WNI tersebut mendapatkan perawatan medis yang optimal. Selain itu, mereka juga harus dilindungi dari stigma dan perlakuan diskriminatif selama menjalani pengobatan di Rumania.

“Negara tidak boleh absen dalam urusan ini, sehingga koordinasi antara Kemlu, Kementerian Kesehatan, dan perwakilan RI di sana menjadi sangat krusial,” tegasnya. Ia menambahkan, “Yang perlu kami tekankan, ini bukan soal menyalahkan individu, tetapi soal bagaimana sistem kita bekerja.”

Evaluasi Sistem Kesehatan Pekerja Migran

Ashabul juga menilai perlunya evaluasi menyeluruh terhadap pemeriksaan kesehatan pekerja migran Indonesia (PMI). Evaluasi ini mencakup edukasi kesehatan sebelum keberangkatan, literasi mengenai gejala awal penyakit, hingga akses layanan kesehatan dan mekanisme pelaporan yang aman di negara penempatan.

“Jangan sampai karena takut stigma atau takut kehilangan pekerjaan, WNI justru menunda berobat,” ujarnya.

Ia melanjutkan, “Kami juga memandang penting evaluasi pada sistem deteksi dini dan koordinasi lintas negara. Ketika ada kasus seperti ini, responsnya harus cepat, berbasis data epidemiologis, dan komunikasinya tertata dengan baik agar tidak berkembang menjadi isu yang merugikan WNI secara kolektif.”

Advertisement

Edukasi Publik Penting untuk Hilangkan Stigma

Selain itu, Ashabul mendorong Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk lebih aktif dalam memberikan edukasi publik. Edukasi ini bertujuan untuk menghilangkan stigma lama di masyarakat bahwa kusta adalah penyakit yang menakutkan, padahal penyakit ini dapat disembuhkan.

“Penyakit ini bisa disembuhkan, dan penderita yang mendapat pengobatan tidak perlu dikucilkan. Edukasi ini penting, baik untuk masyarakat di dalam negeri maupun untuk melindungi martabat WNI di luar negeri,” tuturnya.

Ashabul berharap kasus ini menjadi pelajaran berharga. “Kasus ini harus menjadi pelajaran bersama agar ke depan, negara hadir lebih kuat dalam melindungi kesehatan dan martabat setiap warga negaranya, di mana pun mereka bekerja,” imbuhnya.

Dua WNI Terinfeksi Kusta di Rumania

Sebelumnya, Rumania melaporkan kasus kusta terkonfirmasi pertama dalam lebih dari 40 tahun. Dua terapis pijat asal Indonesia dilaporkan mengidap penyakit tersebut. Dilansir Independent pada Selasa, 16 Desember, kedua WNI berusia 21 dan 25 tahun itu bekerja di sebuah tempat spa di Kota Cluj, barat laut Rumania, dan kini sedang menjalani perawatan.

Pihak berwenang telah menutup spa tersebut sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut. Kasus kusta, atau dikenal sebagai penyakit Hansen, terakhir kali terkonfirmasi di Rumania 44 tahun lalu.

Advertisement