Keuangan

Dirut Bulog: “Capaian Penyaluran Beras SPHP Baru 52,8 Persen dari Target 2025”

Advertisement

Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, melaporkan bahwa penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) hingga Rabu, 24 Desember 2025, baru mencapai 784.152.592 kilogram atau 784 ribu ton. Angka ini setara dengan 52,8% dari target penyaluran sepanjang tahun 2025 yang ditetapkan sebesar 1,5 juta ton.

“SPHP sesuai dengan tabel yang kita miliki hari ini. Jadi penyaluran kemarin, hari terakhir ya, itu adalah 8.067.370 kg (8.067 ton). Kemudian pencapaian realisasinya, sampai hari ini adalah 784.152.592 kg atau 784 ribu ton. Jadi total sudah mencapai 52,8%,” ujar Rizal saat meninjau ketersediaan beras SPHP di sebuah ritel modern kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Evaluasi Penyaluran dan Rencana 2026

Rizal mengakui bahwa penyaluran SPHP tahun ini tidak berjalan maksimal. Hal ini disebabkan oleh skema penyaluran yang sempat tidak menentu, dengan periode kosong di beberapa bulan.

“Jadi mulai dari Januari sampai dengan Desember (penyaluran SPHP 2026). Tidak seperti yang lalu, Januari-Februari SPHP, Maret-April-Mai-Juni nggak ada, Juli baru ada lagi SPHP. Makanya capaiannya baru 52%,” jelasnya.

Untuk tahun depan, Bulog berencana untuk melakukan penyaluran SPHP secara konsisten sepanjang tahun, dari Januari hingga Desember. Rizal menargetkan realisasi SPHP hingga akhir 2025 dapat mencapai sekitar 60%.

Advertisement

“Kalau estimasi saya bisa sampai sekitar 60% insya Allah. Ini kan masih ada sekitar 6 hari lagi,” tambahnya.

Rincian Penyaluran dan Strategi Baru

Secara rinci, penyaluran SPHP dilakukan melalui berbagai kanal. Berikut adalah distribusi beras SPHP berdasarkan instansi dan jalur penyaluran:

  • Gerakan Pangan Murah (GPM) instansi pemerintah: 292 ribu ton
  • Pengecer atau pedagang: 162,6 ribu ton
  • Pengecer pasar: 91 ribu ton
  • Rumah Pangan Kita (RPK): 52 ribu ton
  • Outlet BUMN: 46,6 ribu ton
  • Outlet pangan binaan Pemerintah Daerah (Pemda): 40,2 ribu ton
  • Ritel modern: 33 ribu ton
  • Gerakan Pangan Murah (GPM) Pemda: 31,3 ribu ton

Lebih lanjut, untuk alokasi SPHP tahun 2026, kemungkinan akan tetap sebanyak 1,5 juta ton. Namun, Bulog berencana untuk mengurangi volume penyaluran SPHP di sentra-sentra produksi beras. Strategi ini bertujuan agar penyaluran dapat lebih maksimal di daerah yang memang kekurangan stok, sekaligus mencegah pasokan berlebih yang dapat menekan harga di tingkat petani.

“Namun khusus yang di daerah-daerah produksi pangan, nanti volume SPHP-nya dikecilkan. Supaya tidak tumpah banyak berasnya, supaya harganya tidak anjlok, nanti kasihan para petani,” pungkas Rizal.

Advertisement
Mureks