Tren

Direktur Operasional HK: “1.000 Pekerja Dikerahkan” untuk 600 Huntara Korban Banjir Aceh Tamiang

BANDA ACEH – Tujuh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN Karya) mengerahkan seribu pekerja guna mempercepat pembangunan 600 unit hunian sementara (huntara) bagi korban bencana banjir di Desa Simpang Empat Upah, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang. Proyek ini ditargetkan dapat diserahterimakan kepada masyarakat terdampak pada akhir tahun ini.

Direktur Operasional PT Hutama Karya (HK) sekaligus koordinator proyek huntara di Aceh Tamiang, Gunandi, menjelaskan skala pengerahan sumber daya manusia untuk proyek tersebut. “Lebih kurang yang terlibat dalam proyek ini 1.000 orang bekerja diatur tiga shift sehingga setiap pekerja itu tetap terjaga fisiknya,” kata Gunandi di Aceh Tamiang, Senin (29/12).

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Bangunan huntara sebanyak 600 unit ini berlokasi di lahan seluas 5,1 hektare milik PTPN 4 Regional VI Langsa, yang sebelumnya merupakan kebun kelapa sawit. Proyek ini diprakarsai oleh Danantara dan dibiayai menggunakan dana CSR Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

Gunandi mengakui adanya sejumlah kendala yang dihadapi, terutama terkait faktor pengiriman material logistik dan kondisi cuaca. Namun, ia memastikan progres pekerjaan di lapangan tetap berjalan sesuai rencana. “Karena itu kami menyiasati waktu dengan sistem membagi sesi jam kerja pagi, siang dan malam,” ujarnya.

Proyek pembangunan huntara ini dimulai pada 24 Desember 2025. Dengan demikian, pada Senin (29/12) ini, pekerjaan telah memasuki hari kelima. “Proyek ini sejak dimulai 24 Desember 2025, berarti ini hari kelima, energi banyak untuk melakukan pekerjaan clearing (pembukaan lahan) karena ini pohon sawit,” jelas Gunandi.

Kondisi elevasi tanah di lokasi pembangunan yang berada di bawah dan cenderung terendam serta berlumpur menjadi tantangan tersendiri. Untuk mengatasi hal ini, pihaknya menggunakan konstruksi dengan sistem pondasi panggung. Metode ini bertujuan agar lantai bangunan tidak terimbas air saat terjadi hujan.

Dalam rangka percepatan, mobilisasi material dan alat dilakukan secara masif dari berbagai wilayah, termasuk Jabodetabek, Medan, Langsa, serta sumber-sumber di sekitar lokasi. “Itu, kita upayakan sebisa mungkin bisa dimanfaatkan untuk mempercepat pengadaan material ini karena itu faktor logistik,” paparnya.

Setiap unit rumah huntara memiliki ukuran 4,5×4,5 meter atau seluas 20,25 meter persegi. Material konstruksi utama menggunakan baja ringan untuk mempercepat proses pekerjaan. Rangka lantai, dinding, dan atap memakai jenis galvalum, sementara pondasi dibuat dari beton model panggung. Dinding menggunakan bahan kalsiboard, lantai dek multiplek, dan atap seng yang tahan terhadap air dan cuaca.

Selain unit hunian, huntara ini juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang untuk kenyamanan warga:

  • Toilet dan kamar mandi terpisah di luar unit.
  • Area dapur bersama.
  • Mushala.
  • Area pertemuan.

Fasilitas-fasilitas ini dirancang untuk memungkinkan setiap warga dapat berinteraksi secara nyaman di lingkungan huntara.

Mureks