Tren

Dari Panggung Megah ke Kerajaan Bisnis: Mengungkap Strategi Beyonce Menjadi Miliarder Dunia

AS, VIVA – Di penghujung tahun 2025, nama superstar global Beyoncé kembali mengukir sejarah. Majalah Forbes secara resmi mencatatnya dalam jajaran orang terkaya di dunia, dengan total kekayaan mencapai US$780 juta atau setara sekitar Rp13 triliun.

Capaian fantastis ini menempatkan Beyoncé sebagai musisi kelima yang berhasil menembus level kekayaan tersebut, bersanding dengan nama-nama besar seperti Jay-Z, Taylor Swift, Bruce Springsteen, dan Rihanna.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Strategi Bisnis di Balik Gemerlap Panggung

Lonjakan kekayaan Beyoncé bukanlah kebetulan semata atau hasil instan. Di balik gemerlap panggung dan sorotan kamera, terdapat strategi bisnis panjang yang telah ia bangun secara sadar selama lebih dari satu dekade terakhir.

Fondasi utama kerajaan bisnis Beyoncé bermula pada tahun 2010, ketika ia mendirikan Parkwood Entertainment. Perusahaan ini bertindak sebagai pusat kendali penuh atas seluruh aspek kariernya, mulai dari produksi musik, film dokumenter, hingga penyelenggaraan konser berskala dunia.

Parkwood Entertainment juga dikenal karena keberaniannya menanggung sebagian besar biaya produksi. Langkah ini diambil demi mengamankan keuntungan jangka panjang yang jauh lebih besar.

Dalam sebuah wawancara pada tahun 2013, saat mempromosikan albumnya, Beyoncé mengungkapkan visinya. “Ketika aku memutuskan untuk mengelola diri sendiri, penting bagiku untuk tidak bergabung dengan perusahaan manajemen besar,” ujarnya, dikutip Rabu, 31 Desember 2025.

Langkah mandiri tersebut tidak lepas dari inspirasi. Beyoncé secara terbuka mengakui bahwa visinya berkiblat pada Madonna, sosok yang lebih dulu berhasil membangun kerajaan bisnisnya sendiri di industri hiburan.

“Aku mau menjadi sosok berpengaruh, memiliki kerajaan sendiri dan menunjukkan pada perempuan di luar, kalau kalian sudah berada di titik ini, anda tidak perlu menandatangani kontrak dengan siapapun,” tegasnya.

Diversifikasi Bisnis dan Kekuatan Tur Dunia

Selain dari industri musik, Beyoncé juga merambah berbagai lini usaha lainnya. Ia memiliki merek perawatan rambut Cécred, merek wiski Sir Davis, serta lini busana Ivy Park yang sempat populer sebelum resmi dihentikan pada tahun 2024.

Meskipun demikian, sumber pemasukan terbesar bagi “Queen B” tetap berasal dari musik, terutama melalui tur dunia. Dalam industri hiburan, konser berskala stadion masih menjadi ladang uang paling subur.

Beyoncé dikenal sebagai salah satu musisi dengan standar produksi pertunjukan tertinggi. Hal ini terlihat jelas dalam “Cowboy Carter Tour” yang baru saja sukses digelar.

Tur tersebut bukan sekadar konser biasa, melainkan sebuah pertunjukan megah yang berlangsung hampir tiga jam penuh. Penonton disuguhi berbagai elemen spektakuler, mulai dari mobil terbang, lengan robot yang menuangkan wiski Sir Davis, hingga kemunculan bintang tamu spesial.

Beberapa bintang tamu yang memeriahkan panggung antara lain suaminya, Jay-Z, anak-anak Beyoncé, hingga reuni dengan mantan rekan-rekannya dari grup Destiny’s Child.

Hasilnya pun fantastis. Menurut data dari Pollstar, “Cowboy Carter Tour” berhasil meraup lebih dari US$400 juta atau sekitar Rp4,7 triliun hanya dari penjualan tiket. Forbes juga memperkirakan adanya tambahan US$50 juta atau sekitar Rp831 miliar yang berasal dari penjualan merchandise selama tur berlangsung.

Mureks