Petugas pemadam kebakaran (damkar) kian menunjukkan eksistensinya sebagai garda terdepan penolong masyarakat. Citra mereka tidak lagi sekadar pemadam api, melainkan pahlawan multitalenta yang siap tanggap dalam berbagai situasi.
Berbagai video yang beredar menunjukkan damkar tidak hanya bertugas memadamkan api, tetapi juga sigap mengevakuasi hewan berbahaya seperti ular, biawak, hingga sarang tawon. Tak jarang, mereka bahkan menjadi tempat warga berkeluh kesah, sebuah fungsi yang unik dan menunjukkan kedekatan dengan masyarakat.
Kehadiran damkar yang responsif dan tanpa pamrih membuat mereka dianggap sebagai sosok pahlawan yang siap membantu segala permasalahan warga. Kesiapan ini diibaratkan seperti layanan darurat 911 di Amerika Serikat, di Indonesia nomor darurat 112 yang dikelola damkar juga selalu siap siaga 24/7.
Pengalaman Evakuasi Biawak di Pasar Rebo
Pengalaman ini dirasakan langsung oleh Inne, warga yang pernah dibantu oleh damkar Pasar Rebo. Sebuah biawak berukuran besar sempat membuat resah penghuni rumah hingga hinggap di atap.
Tak menunggu lama, Inne segera menghubungi nomor darurat 112. Dalam waktu sekitar satu jam, petugas dari Pos Pemadam Kebakaran Pasar Rebo tiba di lokasi. Unit damkar yang datang cukup mencolok, terdiri dari dua mobil besar yang membuat suasana menjadi ramai.
“Pertama dateng tuh heboh banget. Dia tuh pake mobil boxnya mereka yang gede. Bawa 2 mobil gede gitu. Terus rumahku kan emang di gang pojok gitu, jadi cuma ada sekitar 4 rumah doang. Itu tuh heboh dan mereka dateng pada kaget juga kan. Sebanyak ini (damkarnya) sampai 8 orang, 2 mobil gede,” ungkap Inne.
Biawak yang harus dievakuasi berukuran sekitar 2 meter. Percobaan pertama untuk menangkapnya sempat gagal karena ukurannya yang besar dan sulit dijinakkan. Petugas damkar berpesan agar Inne menghubungi kembali jika biawak tersebut muncul.
Benar saja, tak lama kemudian, biawak itu kembali muncul dan jatuh di kamar mandi rumah Inne. “Akhirnya tuh ketemu tuh yang telfon kedua. Dia jatuh di kamar mandi aku. Jadi, jatuh roboh dari atap dan masuk ke dalam bak mandi. Itu gede banget segede-gedenya pisang terus ketangkap dan dibawa,” jelasnya.
Setelah berhasil dievakuasi pada percobaan kedua, rumah Inne masih sering didatangi hewan liar seperti biawak kecil dan ular. Interaksi yang sering terjadi membuat Inne merasa dekat dengan petugas damkar.
Dedikasi Tanpa Imbalan
Yang paling mengapresiasi, petugas damkar yang membantu Inne menolak segala bentuk imbalan. Upaya menawarkan minum atau sekadar ucapan terima kasih lebih pun ditolak dengan sopan.
“Mereka tuh gak mau dibayar dan tidak mau mendapat apa-apa. Jadi sempet kayak ditawarin ‘Ayo pak minum dulu’ dijawab ‘Gak usah kita mau tugas lagi’. Maksudnya sampe kita tawarin minum pun mereka gak mau. Kayak bener-bener gak mau. Selesaiin tugas, bikin laporan, udah terus pergi gak mengharap apa-apa,” tutur Inne.
Menurut petugas, mereka merasa senang apabila dapat membantu warga dan dibutuhkan oleh masyarakat. Sikap ini menunjukkan dedikasi tinggi dalam menjalankan tugas.
Pandangan Generasi Z Terhadap Damkar
Petugas damkar juga mendapat pandangan positif dari kalangan Generasi Z. Nayla, salah satu perwakilan Gen Z, menilai bahwa peran damkar sangat krusial.
“Mereka nolongin hal-hal kecil kayak gitu jujur menurut aku wajar banget ya, bahkan berarti tuh damkar ini bukan sebagai pemadam kebakaran doang, jadinya tuh sangat-sangat dibutuhkan warga. Justru malah kayak masyarakat Indonesia sangat percaya dengan damkar gitu ya, jadi pertolongan pertama nih, langsung nelfonnya damkar,” ujarnya.
Meskipun belum pernah merasakan pelayanan langsung, Nayla yakin damkar sangat membantu generasi muda. “Sangat membantu banget ya untuk Gen Z untuk semua kalangan sih menurut aku. Misalnya kayak ada mahasiswa Gen Z yang kekunci di kosan gitu loh, akhirnya manggil damkar. Sangat membantu banget sih,” kata Nayla.
Nayla bahkan memberikan julukan ‘Manusia Penyelamat’ untuk para petugas damkar, menggarisbawahi peran vital mereka dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Kesimpulan dari berbagai pengalaman dan pandangan ini menegaskan bahwa ketulusan dalam bekerja akan dirasakan oleh orang yang dibantu. Hal ini membuat pekerjaan yang dilakukan dinilai positif oleh publik.






