Badan Gizi Nasional (BGN) membantah keras dugaan intimidasi terhadap orang tua yang mengunggah menu ‘rapelan’ program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Kampar, Riau. BGN menegaskan bahwa polemik yang sempat viral di media sosial tersebut murni disebabkan oleh miskomunikasi.
Dalam keterangan resminya pada Senin (29/12/2025), BGN menyatakan bahwa permasalahan dugaan intimidasi dan isu pengeluaran siswa PAUD di Kampar telah tuntas. Penyelesaian dicapai setelah dilakukannya pertemuan antara pihak sekolah, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) setempat, dan orang tua murid yang bersangkutan.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
BGN menjelaskan, narasi yang beredar di platform media sosial muncul akibat kesalahpahaman komunikasi. Orang tua siswa PAUD berinisial AN, dalam pertemuan klarifikasi dengan pihak sekolah dan SPPG, mengakui adanya kekeliruan persepsi terkait menu MBG yang diterima anaknya.
Lebih lanjut, pihak sekolah PAUD juga memastikan tidak pernah mengeluarkan AN dari daftar siswa. Informasi mengenai pengeluaran siswa yang sempat tersebar di media sosial disebut berawal dari miskomunikasi internal dalam grup percakapan WhatsApp, bukan dari keputusan administratif resmi terkait status peserta didik.
Kepala SPPG setempat turut menegaskan bahwa tidak pernah ada instruksi, ancaman, maupun tindakan intimidasi terhadap orang tua murid akibat unggahan di media sosial. Ia menekankan bahwa Program MBG justru sangat terbuka terhadap masukan dari masyarakat, yang dianggap sebagai bagian penting dari proses evaluasi dan perbaikan layanan.
Kepala BGN Dadan Hindayana secara lugas menyatakan bahwa hasil klarifikasi tersebut telah memastikan tidak adanya pelanggaran terhadap hak anak dalam pelaksanaan program MBG.
“Program MBG tidak boleh menimbulkan dampak negatif terhadap hak anak, khususnya hak memperoleh pendidikan. Setelah dilakukan klarifikasi, dapat dipastikan tidak ada anak yang dikeluarkan dari sekolah,” ujar Dadan dalam keterangannya, Senin (29/12/2025).
Dadan juga menambahkan, BGN senantiasa mendorong seluruh mitra pelaksana MBG di daerah untuk mengedepankan komunikasi yang terbuka, persuasif, dan humanis dalam setiap interaksi dengan masyarakat.
“Setiap masukan dari masyarakat adalah bagian penting dari perbaikan layanan. Program ini hadir untuk melindungi anak-anak, bukan untuk membatasi ruang aspirasi orang tua,” pungkas Dadan.






