Internasional

China Terus Bangun Bendungan Raksasa di Tibet, Picu Kecemasan India dan Bangladesh atas Aliran Sungai

Pemerintah China terus melanjutkan pembangunan bendungan raksasa di Sungai Yarlung Zangbo, wilayah Tibet, yang memicu kekhawatiran serius dari negara-negara hilir seperti India dan Bangladesh. Proyek infrastruktur masif ini disebut-sebut sebagai salah satu yang terbesar di dunia.

Secara simbolis, proyek bendungan ini telah diluncurkan oleh Perdana Menteri Li Qiang di Nyingchi, Tibet, pada Juli lalu. Bendungan ini akan mencakup lima pembangkit listrik tenaga air di sungai yang dikenal sebagai Brahmaputra di India dan Jamuna di Bangladesh.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Menurut laporan kantor berita pemerintah China, Xinhua, yang dikutip oleh Al Jazeera, Beijing telah lama merencanakan proyek ini dan mendapat persetujuan pada Desember tahun lalu. Total biaya pembangunan diperkirakan mencapai 1,2 triliun yuan atau sekitar Rp2.832 triliun.

Bendungan ini dibangun sepanjang 30 kilometer dari perbatasan luas antara Tiongkok dan India, sebuah wilayah sengketa yang saat ini dijaga oleh puluhan ribu tentara dari kedua belah pihak. Setelah selesai, bendungan ini diproyeksikan mampu menghasilkan energi hingga tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan Bendungan Tiga Ngarai di Sungai Yangtze, Tiongkok tengah.

The Guardian mengutip Xinhua yang melaporkan bahwa proyek tersebut akan menghasilkan 300 juta megawatt jam listrik setiap tahunnya. Bendungan ini dirancang untuk memanfaatkan energi dari penurunan ketinggian sungai sebesar 2 kilometer dalam jarak sekitar 50 kilometer, saat sungai mengalir berkelok di dalam ngarai berbentuk U.

Proyek Bendungan Yarlung Tsangpo merupakan bagian integral dari kebijakan China untuk memindahkan listrik dari wilayah barat ke timur. Selain itu, pembangunan ini juga bertujuan untuk memperkuat kendali China atas sungai lintas batas yang vital.

Pembangunan bendungan ini dikerjakan oleh perusahaan milik negara, Power Construction Corporation of China. Meskipun otoritas China menyatakan bahwa proyek tersebut tidak akan merugikan negara-negara di hilir, belum ada studi kelayakan maupun analisis dampak lingkungan yang dipublikasikan hingga saat ini.

Pemerintah Tibet sendiri telah mengecam proyek ini, menilai bahwa pembangunan bendungan berpotensi merusak lingkungan dan mengancam jutaan penduduk. Kekhawatiran serupa juga disuarakan oleh India dan Bangladesh.

Kedua negara tersebut memandang proyek ini sebagai ancaman langsung, karena khawatir aliran air dapat ditahan atau dialihkan dari wilayah mereka. Sungai Yarlung Tsangpo, yang dikenal sebagai Siang di Arunachal Pradesh dan Brahmaputra di Assam, merupakan sumber kehidupan bagi sekitar 130 juta penduduk India.

Selanjutnya, sungai ini mengalir ke Bangladesh sebagai Sungai Jamuna, yang menopang kehidupan sekitar 160 juta orang di negara tersebut.

Mureks