Berita

Calon Pengantin Kaget: WO Kabari Tak Ada Katering Malam Sebelum Akad Nikah

Advertisement

Reza Sulistyanto, salah satu korban dugaan penipuan wedding organizer (WO) berinisial AP di Jakarta Timur, menceritakan pengalaman pahitnya. Acara pernikahannya yang seharusnya digelar Minggu (7/12/2025) nyaris batal total hanya beberapa jam sebelum akad nikah dilaksanakan.

Reza awalnya memilih WO bernama MW, yang merupakan rekanan dari venue pernikahannya di Alam Sutera Sports Center. Menurut Reza, WO AP memiliki dua divisi, yaitu BAP untuk acara besar dan MW untuk katering dengan kapasitas 0 hingga 500 tamu. Keduanya diklaim memiliki operasional yang sama.

Proses pembayaran telah diselesaikan Reza secara bertahap, dengan pelunasan terakhir pada 7 November 2025. Ia memilih MW karena jumlah tamunya di bawah 500 orang. “Aku total pembayaran ada empat kali, Mas,” ujarnya kepada Kompas.com pada Senin (8/12/2025).

Beberapa kejanggalan mulai terasa selama persiapan, seperti pergantian MUA mendadak dan respons admin yang lambat. Namun, technical meeting dengan pihak WO berjalan lancar, membuat Reza yakin semuanya aman.

Titik kritis terjadi pada Sabtu (6/12/2025) malam, sekitar pukul 21.30 WIB. Admin WO menelepon Reza dalam keadaan menangis, mengabarkan bahwa katering untuk acara lain pada hari yang sama tidak datang dan ia sedang dikejar klien. Reza pun langsung menanyakan nasib acara akadnya.

“Dia bilang, ‘Kakak punyabackup planenggak?’. Ya secara pribadi, bayangin jam 10 malam, ditanya punyabackup planenggak? Ya enggak ada lah sama sekali,” ungkap Reza.

Advertisement

Investigasi Reza kepada para vendor mengungkap fakta mengejutkan. Sebagian besar tagihan belum dibayarkan oleh pihak WO. Tagihan venue senilai Rp 55 juta baru terbayarkan Rp 5,5 juta. Fotografer, MUA, dan pengisi acara juga belum menerima pelunasan.

Akibatnya, Reza tidak bisa menggunakan ruangan venue yang disepakati karena pembayaran belum lunas. Ia bersama keluarga memutuskan untuk tetap menggelar akad dengan biaya pribadi. Pihak venue akhirnya menyediakan ruang alternatif setelah Reza melunasi kekurangan pembayaran venue sebesar Rp 1,5 juta.

Untuk konsumsi, Reza terpaksa membeli makanan dari restoran cepat saji senilai Rp 4,5 juta untuk seratusan orang. Ia juga mengeluarkan tambahan Rp 1,5 juta untuk dekorasi seadanya.

Reza telah membuat laporan polisi di Polres Jakarta Utara pada Minggu malam pukul 22.00 WIB. Ia menegaskan tidak tertarik dengan opsi penjadwalan ulang dan menuntut pertanggungjawaban penuh serta pengembalian dana 100 persen, termasuk seluruh biaya tambahan yang telah dikeluarkan. “Soalnya omongan ke akunya sampai detik ini aja pun enggak ada sama sekali,” keluhnya.

Advertisement