Berita

Bus Angkut Puluhan Santri Asal Depok Terperosok ke Parit di Jalur Alternatif Puncak

Advertisement

Sebuah bus wisata yang mengangkut puluhan santri asal Depok terperosok ke parit di jalur alternatif Puncak, Bogor, Jawa Barat. Insiden ini terjadi pada Rabu (17/12/2025) siang, diduga akibat sopir tidak menguasai medan jalan.

Kapolsek Cisarua, AKP Suratman, membenarkan kejadian tersebut saat dihubungi. “Telah terjadi laka lantas di jalur alternatif Batulayang, Kecamatan Cisarua. Bus dengan nomor polisi A-7014-B yang berisikan penumpang 29 anak-anak dan tidak ada korban. Bus terperosok ke parit,” ujar AKP Suratman.

Kecelakaan terjadi sekitar pukul 10.00 WIB ketika bus yang membawa rombongan santri dari sebuah pesantren di Jatijajar, Depok, sedang dalam perjalanan menuju vila di kawasan Batulayang, Cisarua. Setibanya di lokasi kejadian, bus gagal menanjak dan kemudian berjalan mundur hingga akhirnya terperosok ke parit di sisi jalan.

“Terjadinya laka dikarenakan tidak kuat menanjak, sempat mundur, akhirnya terperosok ke parit. Ada kemungkinan sopir tidak hafal medan. Selanjutnya, kejadian laka ditangani oleh unit laka Ciawi,” jelas AKP Suratman.

Ia menambahkan bahwa seluruh penumpang, yang merupakan anak-anak pesantren, serta sopir bus dipastikan dalam kondisi aman dan tidak mengalami luka-luka. “Bus berangkat dari Jatijajar, Depok. (Penumpang) anak-anak pesantren (santri) yang akan ke vila Batulayang. Untuk kondisi penumpang dan sopir semua aman (tidak terluka), hanya kendaraan rusak sedikit,” imbuhnya.

Advertisement

Imbauan Keselamatan di Jalur Puncak

Menyikapi insiden ini, AKP Suratman mengimbau masyarakat, khususnya para wisatawan yang akan berlibur ke kawasan Puncak menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), untuk selalu memastikan kesiapan baik dari segi pengemudi maupun kondisi kendaraan.

“Disampaikan kepada masyarakat, menjelang libur Nataru, masyarakat berhati-hati untuk ke Puncak. Harus memahami situasi dan kondisi karena daerah Puncak banyak tikungan dan sering terjadi kabut sehingga pastikan kendaraan itu sehat, yang pertama rem, mesin, dan semuanya harus dipastikan aman. Termasuk kondisi sopir,” tegas AKP Suratman.

Ia juga secara khusus tidak menyarankan penggunaan jalur alternatif bagi kendaraan bus berukuran besar (tiga perempat) karena karakteristik jalurnya yang banyak tikungan dan tanjakan curam, yang sangat rawan memicu kecelakaan.

“Kedua, jalur alternatif yang akan digunakan untuk selalu waspada dan hati-hati terhadap kendaraan karena jalur alternatif sebetulnya tidak dipergunakan untuk jalur kendaraan bus yang tiga perempat sehingga harus berhati-hati,” pungkasnya.

Advertisement