Keuangan

Bursa Asia Lesu Jelang Tutup Tahun, Saham Teknologi Tertekan Kekhawatiran Gelembung AI

Jakarta, 30 Desember 2025 – Mayoritas bursa saham di kawasan Asia Pasifik bergerak melemah pada perdagangan Selasa, sehari menjelang penutupan tahun. Pelemahan ini dipicu oleh aksi jual saham teknologi global di tengah meningkatnya kekhawatiran akan terbentuknya gelembung kecerdasan buatan (AI).

Sentimen negatif yang sama juga menekan pergerakan bursa Amerika Serikat atau Wall Street. Saham-saham teknologi raksasa seperti Nvidia tercatat turun lebih dari 1% pada perdagangan di AS, meskipun sempat mencatat kenaikan lebih dari 5% pada pekan sebelumnya. Tekanan serupa juga dialami oleh Palantir Technologies, Meta Platforms, dan Oracle.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Kekhawatiran Gelembung AI dan Pergerakan Pasar

CEO BD8 Capital Partners, Barbara Doran, menyoroti kekhawatiran investor terhadap fenomena ini. “Apa yang kita lihat adalah kekhawatiran investor terhadap pembangunan berlebihan dari gelembung AI,” ujar Doran, seperti dikutip dari CNBC.

Di tengah kondisi tersebut, indeks S&P/ASX 200 Australia menjadi salah satu yang mampu membuka perdagangan dengan penguatan tipis 0,19%.

Namun, kondisi berbeda terjadi di Jepang. Indeks Nikkei 225 terpantau turun 0,49%, sementara indeks Topix melemah 0,36%. Saham SoftBank Group Corp bahkan merosot lebih dari 2% setelah perusahaan mengumumkan kesepakatan akuisisi perusahaan investasi pusat data, DigitalBridge, senilai USD 4 miliar. Akuisisi ini merupakan bagian dari strategi ekspansi agresif SoftBank di sektor kecerdasan buatan.

CEO dan Chairman SoftBank, Masayoshi Son, menyatakan bahwa akuisisi tersebut akan memperkuat fondasi perusahaan. “Memperkuat fondasi pusat data AI generasi berikutnya dan mendukung visi perusahaan menjadi penyedia platform ‘Artificial Super Intelligence’ terdepan,” kata Son.

Di sisi lain, saham DigitalBridge justru melonjak sekitar 10% pasca pengumuman akuisisi tersebut.

Sementara itu, di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,41%, dan indeks saham berkapitalisasi kecil Kosdaq melemah 0,36%. Untuk Bursa Hong Kong, kontrak berjangka indeks Hang Seng berada di level 25.603, sedikit di bawah penutupan terakhir indeks Hang Seng di 25.635,23.

Faktor Eksternal dan Wall Street

Selain sentimen pasar teknologi, investor juga mencermati perkembangan latihan militer China di sekitar Taiwan, yang diumumkan Beijing pada Senin.

Dari Amerika Serikat, kontrak berjangka saham Wall Street bergerak relatif datar setelah indeks S&P 500 mencatat penurunan dua hari berturut-turut. Pada perdagangan reguler sebelumnya, S&P 500 turun 0,35%, Nasdaq Composite melemah 0,5%, dan Dow Jones anjlok 249 poin atau 0,51%.

Tekanan di pasar AS juga datang dari pelemahan sektor material. Saham Newmont misalnya, turun 5,6% setelah kontrak berjangka perak mencatat penurunan harian terburuk sejak tahun 2021.

Mureks