Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) menargetkan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) hingga 350.000 unit rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) pada tahun 2026. Untuk mencapai target ambisius tersebut, BP Tapera menggandeng 43 bank penyalur melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang berlangsung di Kantor BP Tapera, Jakarta Selatan, Selasa (23/12/2025).
Sebanyak 43 bank yang terlibat terdiri dari 5 bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), 4 bank swasta, dan 33 Bank Pembangunan Daerah (BPD). Penandatanganan PKS ini dilakukan secara seremonial dengan perwakilan 10 bank penyalur dana FLPP tertinggi pada tahun 2025 dan 1 perwakilan bank swasta. Bank-bank tersebut meliputi Bank Tabungan Negara (BTN), BTN Syariah (kini bernama Bank Syariah Nasional/BSN), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Syariah Indonesia (BSI), Bank BJB, BJB Syariah, Bank Sumsel Babel, Bank Sumsel Babel Syariah, dan Bank Nobu.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Target dan Alokasi Dana FLPP 2026
Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho, menjelaskan bahwa target awal penyaluran dana FLPP untuk tahun 2026 adalah 285.000 unit rumah dengan total kebutuhan dana sebesar Rp37,1 triliun. Angka ini berasal dari anggaran DIPA sebesar Rp25,1 triliun, pengembalian pokok sebesar Rp10,4 triliun yang akan digulirkan kembali, serta saldo awal tahun 2026 sebesar Rp1,6 triliun.
“Sesuai dengan Nota Keuangan tahun 2026, Pemerintah juga mengalokasikan pencadangan pembiayaan investasi untuk memenuhi potensi penambahan target penyaluran FLPP sampai dengan 350.000 unit rumah di tahun depan,” ujar Heru, menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung program perumahan MBR.
Heru juga mengapresiasi kinerja seluruh bank penyalur pada tahun 2025 yang berhasil mencatatkan penyaluran tertinggi sepanjang sejarah. “Kami berharap, tahun 2026 nanti kinerja bank penyalur akan semakin baik dan semakin banyak masyarakat berpenghasilan rendah yang terbantu,” ungkapnya.
Capaian Penyaluran FLPP 2025
Hingga 22 Desember 2025, penyaluran dana FLPP telah mencapai 270.985 unit rumah dengan total nilai Rp33,66 triliun. Penyaluran ini dilakukan melalui 39 bank penyalur dan melibatkan 8.058 pengembang yang membangun 13.118 perumahan, tersebar di 33 provinsi dan 401 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Bank BTN menjadi bank penyalur FLPP tertinggi dengan realisasi 128.608 unit rumah subsidi. Diikuti oleh:
- Bank BTN Syariah (Bank Syariah Nasional): 59.463 unit
- Bank BRI: 31.645 unit
- Bank BNI: 14.179 unit
- Bank Mandiri: 10.591 unit
- Bank Syariah Indonesia: 4.062 unit
- BPD Jawa Barat dan Banten: 3.915 unit
- BPD BJB Syariah: 2.660 unit
- BPD Sumsel Babel: 2.430 unit
- BPD Sumsel Babel Syariah: 1.695 unit
“Saya berharap kinerja ini tetap dipertahankan dan lebih ditingkatkan untuk penyaluran sesuai target penyaluran FLPP di tahun 2026,” tandas Heru, menekankan pentingnya konsistensi dan peningkatan performa.
Peningkatan Alokasi untuk Sektor Informal
Dalam PKS tahun 2026, BP Tapera juga meningkatkan alokasi penyaluran dana FLPP untuk pekerja non-formal sebesar 15%, naik dari 10% pada tahun 2025. “Jika tahun 2025 dalam PKS hanya mengalokasikan 10% untuk non formal untuk setiap bank, namun tahun ini meningkat menjadi 15%. Sehingga diharapkan akan semakin banyak non formal yang akan menikmati pembiayaan KPR Sejahtera FLPP dan semakin merata di seluruh Indonesia,” jelas Heru.
Selain bank-bank yang hadir secara seremonial, 32 bank lainnya turut mengikuti acara penandatanganan PKS secara daring. Bank-bank tersebut antara lain:
- BPD Jawa Tengah
- Bank Jatim
- Bank Jateng Syariah
- Bank Mega Syariah
- BPD Jambi
- BPD Kalimantan Selatan Syariah
- Bank Sumut
- BPD Sulselbar Syariah
- BPD Sulselbar
- BPD Jawa Timur Syariah
- BPD Riau Kepri Syariah
- BPD Kalimantan Tengah
- Bank Nagari
- BPD Aceh
- BPD NTB Syariah
- BPD Kalimantan Barat
- BPD Kalimantan Timur
- BPD Kalimantan Selatan
- BPD NTT
- BPD Sumatra Utara Syariah
- BPD Kalimantan Barat Syariah
- Bank Nagari Syariah
- BPD Jambi Syariah
- BPD DIY
- BPD Sulawesi Tengah
- BPD Papua
- BPD Bengkulu
- Bank Artha Graha Internasional
- BPD Sulawesi Tenggara
- BPD Sulawesi Utara Gorontalo
- Bank Jakarta
- Bank Jakarta Syariah
Kerja Sama dengan Asosiasi Pengembang
Pada kesempatan yang sama, BP Tapera juga menggandeng tujuh asosiasi pengembang perumahan untuk pembangunan rumah layak huni bagi MBR pada tahun 2026. Asosiasi yang terlibat dan diwakili dalam penandatanganan perjanjian ini adalah Realestat Indonesia (REI), Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI), Himpunan Pengembang Perumahan dan Permukiman Rakyat (HIMPERRA), Asosiasi Pengembang Perumahan Nasional (APERNAS), Asosiasi Pengembang Perumahan Rakyat Nasional (ASPRUMNAS), Persatuan Industri (PI), dan Appernas Jaya.
Ruang lingkup perjanjian ini mencakup pemanfaatan data supply dan demand, pengelolaan aplikasi, pembangunan rumah layak huni, serta pembinaan dan pengendalian kualitas rumah layak huni dan siap huni.
Berdasarkan data penyaluran dana FLPP periode yang sama, REI tercatat sebagai asosiasi pengembang perumahan dengan kontribusi tertinggi dalam membangun rumah, yakni 112.557 unit. Diikuti oleh APERSI (80.048 unit), HIMPERRA (36.540 unit), APERNAS (9.235 unit), ASPRUMNAS (8.789 unit), PI (8.198 unit), dan Appernas Jaya (4.905 unit).






