Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem. Imbauan ini dikeluarkan menyusul terpapntau munculnya bibit siklon 91S dan 93S di sekitar Samudra Hindia.
Potensi Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi
Bibit siklon yang terdeteksi tersebut diperkirakan dapat meningkatkan intensitas curah hujan sedang hingga lebat serta kenaikan tinggi gelombang laut di sejumlah wilayah. Informasi ini dibagikan BNPB melalui akun Instagram resminya (@bnpb_indonesia).
Langkah Kesiapsiagaan BNPB
BNPB menekankan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi dan dinas terkait diminta untuk mendampingi BPBD kabupaten/kota dalam menyiapkan langkah-langkah konkret. Langkah-langkah tersebut meliputi:
- Identifikasi Daerah Berisiko: Mengidentifikasi wilayah yang memiliki catatan historis bencana cuaca ekstrem seperti banjir, gerakan tanah (longsor), angin kencang, dan gelombang tinggi. Data ini dapat diakses melalui dibi.bnpb.go.id. Selain itu, identifikasi wilayah dengan indeks bahaya atau risiko sedang hingga tinggi melalui inarisk.bnpb.go.id.
- Pemantauan Informasi: Melakukan pemantauan berkala untuk memperoleh informasi peringatan dini cuaca dan potensi bencana dari berbagai sumber, termasuk BMKG (tropicalcyclone.bmkg.go.id, siklon-tropis, web-meteo.bmkg.go.id, peringatan-dini-cuaca, gelombang), PVMBG (vsi.esdm.go.id), dan Badan Wilayah Sungai (BWS) terkait pantauan Tinggi Muka Air (TMA) dan peringatan dini banjir.
- Penguatan Sistem Pemantauan dan Komunikasi: Memastikan sistem pemantauan banjir dan longsor berfungsi baik, serta terhubung dengan mekanisme pemantauan Pusdalops BPBD. Sistem komunikasi antara Pusdalops BPBD dengan lembaga pemantau peringatan dini di tingkat nasional dan lokal juga harus dipastikan terhubung dengan baik.
- Penyebaran Informasi (Diseminasi Peringatan Dini): Melakukan diseminasi informasi yang tepat sasaran, termasuk rekomendasi aksi dini untuk wilayah prioritas seperti Kalimantan Utara, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Lampung. Untuk potensi gelombang tinggi, informasi maritim harus disebarluaskan secara efektif kepada komunitas maritim, nelayan, dan operator pelayaran. Alat penyebaran informasi seperti HT, kentongan, dan sirene dapat dimanfaatkan.
- Kesiapsiagaan Respons: Meningkatkan koordinasi dengan dinas terkait, memastikan SOP Destana relevan, mengecek jalur evakuasi dan tempat pengungsian, serta mengidentifikasi kebutuhan dan ketersediaan sumber daya daerah. Perlindungan aset masyarakat dan hewan ternak juga menjadi prioritas.
- Tindak Lanjut: Memastikan peralatan respons seperti perahu karet dan pelampung berfungsi baik, serta kesiapsiagaan personel. Pemerintah daerah dapat menetapkan status keadaan darurat jika memerlukan dukungan sumber daya dari Pemerintah Pusat melalui BNPB dengan menghubungi call center 117.
Langkah kesiapsiagaan lainnya yang disarankan meliputi pemangkasan pohon rapuh, pemeriksaan kekuatan bangunan, penyimpanan dokumen berharga di tempat aman, penyiapan tas siaga bencana, dan pemantauan prakiraan cuaca. Masyarakat juga diimbau untuk bersiap evakuasi jika terjadi hujan intensitas tinggi selama lebih dari satu jam.






