Berita

BMKG Rilis Platform Info Cuaca Nataru 2025/2026, Cek Prakiraan Perjalanan Anda

Advertisement

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah meluncurkan platform informasi cuaca khusus untuk periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026. Layanan ini dirancang untuk membantu masyarakat memantau kondisi cuaca, terutama bagi yang merencanakan perjalanan menggunakan transportasi darat, udara, maupun laut.

Tiga Kanal Informasi Cuaca Nataru

Menurut situs resmi BMKG, terdapat tiga kanal utama yang dapat diakses untuk mendapatkan informasi prakiraan cuaca selama libur Nataru:

  • Digital Weather for Traffic (DWT): Menyediakan informasi cuaca untuk transportasi darat dan rute perjalanan.
  • System of Interactive Aviation Meteorology (INASIAM): Fokus pada prakiraan cuaca penerbangan dan navigasi udara.
  • Indonesia Weather Informasi for Shipping (INAWIS): Memberikan informasi cuaca maritim dan kondisi pelabuhan.

Cara Mengecek Prakiraan Cuaca

Berikut adalah langkah-langkah untuk mengakses informasi cuaca melalui platform BMKG:

1. Prakiraan Cuaca Transportasi Darat

  1. Buka situs https://cuaca.bmkg.go.id/trans.
  2. Klik menu Digital Weather for Traffic (DWT).
  3. Tampilan prakiraan cuaca di seluruh wilayah Indonesia akan muncul.
  4. Untuk detail lokasi spesifik, gunakan kolom “Cari lokasi” di kanan atas.
  5. Masukkan nama lokasi yang diinginkan, lalu pilih secara spesifik.
  6. Prakiraan cuaca untuk wilayah tersebut akan ditampilkan.

2. Prakiraan Cuaca Penerbangan

  1. Kunjungi https://cuaca.bmkg.go.id/trans.
  2. Pilih menu System of Interactive Aviation Meteorology (INASIAM).
  3. Informasi cuaca penerbangan akan tersaji.
  4. Untuk mengecek cuaca di bandara tujuan, gunakan kolom “Search Airport” di sebelah kiri atas.
  5. Masukkan nama bandara, lalu klik nama bandara tersebut.
  6. Data penerbangan terkait akan muncul.

3. Prakiraan Cuaca Laut

  1. Akses https://cuaca.bmkg.go.id/trans.
  2. Klik menu Indonesia Weather Informasi for Shipping (INAWIS).
  3. Tampilan cuaca maritim dan pelabuhan akan terlihat.

Waspada Potensi Curah Hujan Tinggi Hingga Januari 2026

BMKG memprediksi potensi curah hujan tinggi hingga sangat tinggi akan melanda sejumlah wilayah hingga Januari 2026. Hal ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri Persiapan Libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

Plt. Sekretaris Utama BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa periode Desember 2025 hingga Januari 2026 bertepatan dengan puncak musim hujan. Wilayah yang berpotensi terdampak meliputi Jawa, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Papua Selatan, dan sebagian besar Kalimantan.

Dinamika cuaca selama Nataru dipetakan dalam tiga periode: 15-22 Desember (dominasi hujan lebat), 22-29 Desember (cenderung menurun), dan 29 Desember-10 Januari (kembali meningkat seiring pergeseran puncak musim hujan ke Pulau Jawa).

Advertisement

“Yang perlu diwaspadai adalah tingginya intensitas hujan, angin kencang, gelombang tinggi, serta potensi dampak tidak langsung dari bibit siklon tropis. Kondisi ini dapat memengaruhi aktivitas transportasi darat, laut, dan udara selama Nataru,” ujar Guswanto.

Beberapa fenomena atmosfer diprediksi aktif bersamaan, seperti Monsun Asia, Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby, La NiƱa lemah, serta kemunculan bibit siklon tropis 93W dan 91S. Fenomena ini berpotensi memperkuat intensitas hujan dan angin kencang.

Potensi Pertumbuhan Awan Cumulonimbus dan Aktivitas Laut

Untuk transportasi udara, pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) tetap menjadi perhatian karena dapat memicu hujan intensif. BMKG memastikan mitigasi telah berjalan melalui penyediaan flight document resmi.

“Semua pilot sudah mengambil flight document dari website-nya BMKG secara resmi, sehingga harapannya tidak memberikan dampak yang lebih buruk. Jadi artinya BMKG juga telah memberikan langkah untuk mitigasinya,” jelas Guswanto.

Di sektor pelayaran, sebagian wilayah perairan diperkirakan mengalami gelombang setinggi 2,5-4 meter, bahkan bisa melebihi 6 meter di area dekat Natuna pada Januari. BMKG juga memberikan informasi potensi rob (banjir pesisir) berbasis fase bulan untuk berbagai wilayah pesisir di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku. Informasi ini juga diperkuat untuk wilayah yang sudah terdampak rob, seperti Pontianak, guna mendukung respons daerah.

Advertisement