Berita

BMKG Pantau Siklon Tropis Bakung dan Dua Bibit Siklon, Waspadai Cuaca Ekstrem

Advertisement

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan perkembangan terkini terkait fenomena atmosfer di Samudra Hindia yang berpotensi memengaruhi cuaca di Indonesia. Tiga sistem, yaitu Siklon Tropis Bakung serta bibit siklon tropis 92S dan 93S, sedang dipantau intensif karena diperkirakan memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca dan perairan Indonesia dalam beberapa hari ke depan.

“Dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca ekstrem dan perairan di wilayah Indonesia dalam 24 jam hingga 14 Desember,” demikian peringatan BMKG yang diunggah melalui akun Instagram resminya, @infobmkg, pada Sabtu (13/12/2025).

Perkembangan Siklon Tropis Bakung

Menurut pembaruan dari Tropical Cyclone Warning Center BMKG Jakarta per 13 Desember 2025 pukul 13.00 WIB, Siklon Tropis Bakung terbentuk dari bibit siklon 91S. Sistem ini terpantau berada di Samudra Hindia, sebelah barat daya Lampung. Kecepatan angin maksimumnya mencapai sekitar 45 knot atau 83 kilometer per jam, dengan tekanan udara minimum 996 hPa.

BMKG memprakirakan intensitas siklon ini akan meningkat menjadi kategori dua dalam 24 jam ke depan. Meskipun pergerakannya cenderung ke arah barat dan menjauhi Indonesia, BMKG mengingatkan adanya potensi dampak tidak langsung, terutama di wilayah barat Sumatera.

Dampak Cuaca dari Siklon Tropis Bakung

Dalam periode hingga 14 Desember 2025 pukul 07.00 WIB, dampak tidak langsung Siklon Tropis Bakung diprediksi berupa peningkatan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Bengkulu dan Lampung. Angin kencang juga diperkirakan terjadi di Bengkulu. BMKG mengimbau masyarakat di wilayah terdampak untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem dan kemungkinan gangguan aktivitas darat serta laut.

Advertisement

Bibit Siklon Tropis 93S dan Potensi Dampaknya

Selain Siklon Tropis Bakung, BMKG juga memantau Bibit Siklon Tropis 93S yang mulai terbentuk pada 11 Desember 2025. Sistem ini berlokasi di Samudra Hindia, sebelah selatan Jawa Timur. Kecepatan angin maksimum di sekitarnya tercatat sekitar 15 knot atau 28 kilometer per jam, dengan tekanan udara minimum 1006 hPa.

BMKG menilai peluang Bibit Siklon Tropis 93S berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan masih rendah. Namun, sistem ini berpotensi memberikan dampak tidak langsung berupa hujan sedang hingga lebat di Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Angin kencang juga berpeluang terjadi di Jawa Timur dan Bali.

Bibit Siklon Tropis 92S dan Antisipasi Dampaknya

Keberadaan Bibit Siklon Tropis 92S, yang terbentuk pada 10 Desember 2025, juga tercatat oleh BMKG. Sistem ini terpantau berada di Samudra Hindia sebelah barat Bengkulu. Kecepatan angin maksimumnya mencapai sekitar 20 knot atau 37 kilometer per jam, dengan tekanan udara minimum 1.007 hPa.

Sama seperti 93S, potensi Bibit Siklon Tropis 92S berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan dinilai rendah. Dampak tidak langsung yang perlu diantisipasi dari sistem ini adalah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Sumatera Barat.

Advertisement