Bulan November 2025 mencatat serangkaian peristiwa penting di Indonesia, mulai dari bencana alam hingga inovasi teknologi dan insiden siber. Banjir dan longsor parah melanda Aceh serta Sumatera, menyebabkan kerusakan infrastruktur telekomunikasi dan menelan korban jiwa. Di sisi lain, dunia teknologi dan lingkungan hidup juga diwarnai kabar menarik seperti peluncuran layanan Internet Rakyat, penemuan bunga langka Rafflesia hasseltii, serta insiden peretasan bursa kripto terbesar di Korea Selatan.
Internet Rakyat: Akses 5G Cepat dan Terjangkau Hadir di Indonesia
Inovasi di sektor telekomunikasi hadir pada November 2025 dengan diluncurkannya layanan “Internet Rakyat”. Inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi antara PT Solusi Digital Tbk (Surge) dan Orex SAI, yang menawarkan koneksi internet 5G berkecepatan hingga 100 Mbps dengan kuota tak terbatas, serta tarif flat sekitar Rp 100.000 per bulan.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Layanan ini memanfaatkan teknologi Fix Wireless Access (FWA) berbasis Open Radio Access Network (RAN) pertama di dunia, yang beroperasi pada pita frekuensi 1,4 GHz. FWA memungkinkan penyediaan internet melalui sinyal radio nirkabel dari menara seluler ke perangkat pelanggan, tanpa memerlukan instalasi kabel fisik seperti serat optik, dan dapat mengandalkan teknologi 4G atau 5G.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menyambut baik terobosan ini. Ia menegaskan bahwa kolaborasi tersebut merupakan langkah konkret untuk mempercepat akses digital di seluruh Indonesia. “Ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah deklarasi yang kuat akan visi, komitmen, dan tindakan bersama menuju Indonesia yang berdaya digital,” ujar Nezar Patria usai penandatanganan kontrak komersial antara Surge, OREX SAI Jepang, dan distributor lokal.
Rafflesia hasseltii Mekar di Sumatera, Perkuat Status Indonesia sebagai Pusat Keanekaragaman
Dunia maya dihebohkan dengan penemuan bunga super langka, Rafflesia hasseltii, yang mekar di Sumatera Utara pada November 2025. Momen haru terekam dalam sebuah video yang memperlihatkan Septian Riki dari Komunitas Peduli Puspa Langka Bengkulu, saat pertama kali menyaksikan bunga tersebut di habitat aslinya.
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Joko Ridho Witono, mengonfirmasi temuan ini. Menurutnya, riset terbaru semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman Rafflesia tertinggi di dunia, bersanding dengan Filipina. Saat ini, Indonesia tercatat memiliki 16 jenis Rafflesia, dengan 13 sampel telah dikumpulkan BRIN untuk analisis DNA-nya.
Joko juga menyoroti penemuan penting lainnya saat tim BRIN bersama mitra internasional melakukan survei di Bengkulu dan Sumatera Barat. Di Sijunjung, Sumatera Barat, tim berhasil mendokumentasikan Rafflesia hasseltii yang mekar di kawasan hutan yang dikelola oleh masyarakat melalui Lembaga Pengelola Hutan Nagari. “Habitat bunga ini bukan di kawasan konservasi, melainkan di hutan yang dikelola oleh Nagari (desa). Ini menjadi catatan penting bagi upaya konservasi ke depan,” ungkap Joko.
Banjir dan Longsor Landa Aceh-Sumatera, Infrastruktur Telekomunikasi Lumpuh
Akhir November 2025 diwarnai bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, berlangsung antara tanggal 25 hingga 30 November. Bencana ini menyebabkan kerusakan parah, termasuk ribuan rumah, harta benda, dan jalan lintas nasional terendam. Di Kabupaten Aceh Tamiang saja, banjir bandang pada Rabu (26/11) memaksa 215.652 jiwa dari 53.835 kepala keluarga mengungsi, serta menelan 39 korban jiwa.
Dampak serius juga dirasakan pada infrastruktur telekomunikasi. Data dari Pusat Monitoring Telekomunikasi (PMT) menunjukkan gangguan signifikan. Di Sumatera Utara, 495 site telekomunikasi milik PT Telekomunikasi Selular, PT Indosat Tbk, dan PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk mati, setara dengan 1,42% dari total 34.660 site eksisting. Sementara di Sumatera Barat, 16 site (0,43% dari 3.739 site) juga tidak beroperasi. Di Aceh, gangguan jaringan diperparah oleh padamnya listrik akibat robohnya sejumlah tower transmisi PLN.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid, pada Minggu (28/12/2025), mengungkapkan bahwa pemulihan jaringan di wilayah terdampak berangsur membaik. Progres pemulihan di tiga kabupaten di Aceh—Bener Meriah, Aceh Tamiang, dan Gayo Lues—telah melampaui 95%. Demikian pula di Sumatera Utara dan Sumatera Barat, persentase BTS yang kembali beroperasi sudah lebih dari 97%.
“Pemulihan jaringan tergantung ketersediaan pasokan listrik. Kami terus memantau titik-titik tersebut untuk mempercepat pemulihannya,” jelas Meutya.
Bursa Kripto Upbit Korea Selatan Diretas, Lazarus Group Diduga Dalangnya
Bursa kripto terbesar di Korea Selatan, Upbit, menjadi korban serangan siber pada November 2025. Insiden ini mengakibatkan hilangnya lebih dari 44,5 miliar won dalam bentuk kripto akibat penarikan dana yang tidak sah.
Pemerintah Korea Selatan mencurigai Lazarus Group, kelompok peretas yang berafiliasi dengan badan intelijen Korea Utara, sebagai dalang di balik serangan ini. Lazarus Group dikenal luas karena keterlibatannya dalam sejumlah pembobolan besar di dunia kripto sebelumnya.
Seorang pejabat pemerintah Korea Selatan, yang dikutip oleh kantor berita Yonhap, menyatakan bahwa pola serangan kali ini sangat mirip dengan peretasan yang terjadi pada tahun 2019, di mana sekitar 58 miliar won kripto juga hilang dan dikaitkan dengan kelompok yang sama. “Ada kemiripan dari sisi teknik dan jejak digital yang ditinggalkan,” ujarnya.
Peretasan ini terjadi hanya beberapa jam sebelum raksasa internet Korea Selatan, Naver, mengumumkan akuisisi Dunamu senilai sekitar 10 triliun won. Mengingat Upbit adalah salah satu platform perdagangan kripto terbesar di Asia, insiden ini sontak memicu kekhawatiran serius mengenai keamanan ekosistem kripto di seluruh kawasan.






