Teknologi

Kesenjangan Talenta Keamanan Siber Kian Mendesak di Tengah Gempuran AI, ITSEC Asia Tawarkan Solusi Jangka Panjang

Lonjakan serangan siber berbasis kecerdasan buatan (AI) telah menciptakan kebutuhan talenta keamanan digital yang kian mendesak di Indonesia. Namun, di tengah pesatnya laju transformasi digital, ketersediaan sumber daya manusia (SDM) keamanan siber yang siap pakai masih menjadi tantangan besar bagi berbagai sektor.

Kondisi inilah yang mendorong PT ITSEC Asia Tbk untuk menghadirkan Cybersecurity & AI Academy sepanjang tahun 2025. Dalam paparan kinerja tahunannya, ITSEC Asia menegaskan bahwa tantangan keamanan siber saat ini tidak lagi hanya berkutat pada aspek teknologi semata.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Kesenjangan Talenta Jadi Risiko Utama

Serangan siber kini semakin kompleks, terorganisir, dan adaptif, sementara banyak organisasi masih menghadapi kekurangan SDM yang kompeten untuk mengoperasikan, mengelola, dan mengembangkan sistem pertahanan siber modern. Presiden Direktur ITSEC Asia Tbk, Patrick Dannacher, menyoroti bahwa kesenjangan talenta merupakan salah satu risiko terbesar di era digital.

Menurut Dannacher, banyak institusi telah berinvestasi besar pada perangkat dan solusi keamanan, namun investasi tersebut belum diimbangi dengan kesiapan sumber daya manusia yang akan menjalankannya. “Pasar tidak hanya membutuhkan alat yang lebih baik, tetapi juga SDM yang mampu mengoperasikannya. Academy kami merupakan komitmen jangka panjang bagi talenta keamanan siber dan AI di Indonesia,” tegas Dannacher.

Sepanjang tahun 2025, ITSEC Cybersecurity & AI Academy dikembangkan sebagai bagian integral dari strategi jangka panjang perusahaan untuk menjembatani kebutuhan industri dengan kesiapan tenaga kerja. Akademi ini dirancang tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan teknis, tetapi juga untuk membangun pemahaman praktis terhadap ancaman nyata, termasuk bagaimana pelaku kejahatan siber memanfaatkan AI.

Pendekatan ini sangat relevan dengan perubahan lanskap ancaman global. Kecerdasan buatan kini tidak hanya dimanfaatkan untuk tujuan pertahanan, tetapi juga secara aktif digunakan oleh penyerang untuk mempercepat eksploitasi kerentanan, menyamarkan aktivitas berbahaya, hingga mengotomatisasi serangan. Tanpa SDM yang memahami dinamika kompleks ini, teknologi keamanan secanggih apa pun berisiko tidak dapat berfungsi secara optimal.

ITSEC Asia memosisikan Academy sebagai pelengkap dari portofolio solusi keamanannya. Dengan pendekatan end-to-end, perusahaan tidak hanya menyediakan layanan dan teknologi, tetapi juga menyiapkan talenta yang mampu mengimplementasikan dan mempertahankan sistem keamanan dalam jangka panjang. Model ini dinilai krusial, terutama bagi sektor publik, layanan keuangan, energi, hingga industri strategis lain yang semakin bergantung pada sistem digital.

Pengembangan Academy juga mencerminkan kesiapan ITSEC sebagai perusahaan terbuka yang memandang penguatan SDM sebagai investasi berkelanjutan, bukan sekadar proyek jangka pendek. Kurikulum yang ditawarkan dirancang secara modular dan adaptif, sehingga dapat disesuaikan dengan mandat serta profil risiko spesifik masing-masing organisasi.

Mureks