Teknologi

NeutraDC Telkom Catat Utilisasi Data Center 31,8 MW, Adopsi AI Dorong Pertumbuhan Tahap Awal

Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Telkom Data Ekosistem (NeutraDC), mencatatkan utilisasi kapasitas data center sebesar 31,8 megawatt (MW) hingga saat ini. Pertumbuhan ini didorong oleh adopsi teknologi Artificial Intelligence (AI) yang kian bergeliat, meskipun kontribusi beban kerja AI masih dalam tahap awal.

CEO NeutraDC, Andreuw Th.A.F., menjelaskan bahwa peningkatan permintaan berjalan sehat dan sejalan dengan strategi ekspansi bertahap perusahaan. “Untuk beban kerja AI, pemanfaatannya masih bersifat selektif dan early-stage,” ujar Andreuw kepada Bisnis pada Rabu (31/12/2025).

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Kondisi tersebut, lanjut Andreuw, merefleksikan situasi pasar di Indonesia yang menunjukkan adopsi AI berkembang secara bertahap. Namun, NeutraDC mulai melihat sinyal permintaan yang semakin jelas, khususnya dari pelanggan cloud, hyperscaler, serta segmen enterprise yang tengah mempersiapkan infrastruktur untuk mendukung kebutuhan AI di masa mendatang.

Memasuki tahun 2026, NeutraDC berfokus memastikan setiap pengembangan kapasitas baru dirancang siap AI (AI-ready) sejak awal. Hal ini mencakup kesiapan dari sisi kepadatan daya (power density), sistem pendinginan, hingga konektivitas jaringan. Perusahaan juga akan melanjutkan pengembangan data center hyperscale secara bertahap dengan pendekatan berbasis pasar (market-driven) agar pertumbuhan kapasitas selaras dengan kebutuhan riil pelanggan.

Selain itu, NeutraDC memperkuat konektivitas regional, termasuk melalui kawasan SIJORI (Singapura–Johor–Riau), mengingat kebutuhan AI ke depan akan semakin bersifat lintas negara. Andreuw menegaskan, “Pendekatan ini memungkinkan NeutraDC untuk menangkap potensi AI secara berkelanjutan, sekaligus menjaga efisiensi dan utilisasi jangka panjang.”

Proyeksi Kebutuhan Data Center Nasional Melonjak

Sementara itu, Indonesia Data Center Provider Organization (IDPRO) memproyeksikan kebutuhan kapasitas pusat data di Indonesia akan tumbuh sekitar 35%–45% pada tahun 2026 dibandingkan tahun sebelumnya. Proyeksi ini sejalan dengan meningkatnya pemanfaatan AI generatif, otomatisasi industri, serta kebutuhan pengolahan data secara real-time.

Ketua IDPRO, Hendra Suryakusuma, menyebut kebutuhan kapasitas listrik (power demand) industri pusat data diprediksi meningkat hingga 300–400 MW dalam 1–2 tahun ke depan. “Ini didorong oleh permintaan hyperscale dan edge data center yang mendukung aplikasi AI,” kata Hendra saat dihubungi Bisnis, Rabu (31/12/2025).

Data resmi PT PLN (Persero) mengindikasikan bahwa pada tahun 2030, kapasitas industri pusat data di Indonesia akan mencapai 2,3 gigawatt (GW). Namun, Hendra menilai proyeksi tersebut belum sepenuhnya memasukkan faktor penggunaan AI, khususnya server berbasis GPU yang membutuhkan daya per rak (power per rack) sangat besar, bahkan dapat mencapai 135 kilowatt (kW) untuk GPU GB200.

IDPRO melihat adopsi dan pemanfaatan AI berlangsung secara masif di berbagai sektor, baik swasta maupun publik, yang pada akhirnya akan mendorong lonjakan kebutuhan kapasitas dan kapabilitas pusat data di Indonesia.

Mureks