Banjir dahsyat melanda tiga provinsi di Sumatera, yaitu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, menyebabkan 112.551 rumah terdampak. Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, menyatakan bahwa pihaknya masih terus menghitung anggaran yang diperlukan untuk perbaikan dan pembangunan kembali rumah-rumah tersebut. Data ini bersifat dinamis dan terus berkembang seiring dengan laporan yang masuk.
Kerusakan Terparah di Aceh
Dari total 112.551 rumah yang terdampak, kerusakan paling parah terjadi di Provinsi Aceh dengan 75.000 unit rumah mengalami kerusakan. Sementara itu, Sumatera Utara mencatat 28.600 unit rumah rusak, dan Sumatera Barat melaporkan hampir 9.000 unit rumah terdampak.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Identifikasi Tingkat Kerusakan
Maruarar Sirait menjelaskan bahwa data kerusakan rumah dibagi menjadi empat kategori: ringan, sedang, berat, dan hanyut. Identifikasi mendalam terhadap keempat kategori ini akan menjadi dasar penentuan langkah penanganan yang paling efektif. “Nanti kita bisa identifikasi juga apakah yang (rusak) berat itu masih dibangun baru atau masih mungkin direnovasi. Tentu kalau yang (rusak) ringan dan sedang kita berharap masih bisa direnovasi,” ujarnya.
Proses identifikasi ini memerlukan kesesuaian data dengan kondisi riil di lapangan. Kementerian PKP akan melakukan survei menyeluruh terhadap ratusan ribu rumah yang terdampak sebelum merinci Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang dibutuhkan untuk proses perbaikan. Menteri Maruarar menekankan pentingnya ketelitian dalam perhitungan anggaran, mengingat berbagai variabel seperti lokasi dan logistik yang dapat memengaruhi biaya pembangunan. “Kita hitung tadi yang (rusak) berat, sedang. Tergantung lokasi juga. Karena membangun di daerah yang berat itu logistiknya berat, kan gitu. Jadi itu variabelnya banyak. Kita mesti hitung transportasinya berbeda, ya kan?” tuturnya.
Ia juga meminta masyarakat untuk bersabar dalam menunggu hasil perhitungan yang akurat. “Makanya sabar, kita tidak mau ngomong yang cepat tapi salah, kan gitu. Kita mendingan dalamin benar-benar sehingga statement -nya itu benar,” pungkasnya.






