Banjir dan longsor yang melanda Aceh menyebabkan kerusakan parah pada sejumlah fasilitas di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag). Data terbaru dari Satgas Tanggap Darurat Kanwil Kemenag Aceh mencatat ratusan bangunan rusak, bahkan beberapa di antaranya hilang tersapu bencana hidrometeorologi.
Kerusakan Pesantren dan Madrasah
Sebanyak 261 pondok pesantren di 17 kabupaten/kota terdampak. Dari jumlah tersebut, dua pesantren dilaporkan hilang, sementara empat lainnya roboh. Kakanwil Kemenag Aceh, Azhari, menyatakan keprihatinannya atas musibah ini.
“261 pondok pesantren di 17 kabupaten/kota terdampak bencana hidrometeorologi, dua di antaranya hilang dan empat roboh,” ujar Azhari dilansir detikSumut, Minggu (14/12/2025).
Selain pesantren, 325 madrasah di 14 kabupaten/kota juga mengalami dampak. Rinciannya, 238 madrasah rusak ringan, 63 rusak sedang, dan 16 rusak berat. Lebih memprihatinkan lagi, dua bangunan madrasah roboh dan enam lainnya hilang.
Kantor Kemenag dan KUA Terdampak
Lima kantor Kemenag di Aceh juga mengalami kerusakan. Kantor Kemenag Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Singkil hanya mengalami kerusakan ringan. Namun, kantor Kemenag Langsa dan Aceh Tamiang mengalami kerusakan berat.
Sebanyak 74 Kantor Urusan Agama (KUA) di 12 kabupaten/kota juga tidak luput dari dampak bencana. Sebanyak 39 KUA rusak ringan, 29 rusak sedang, lima rusak berat, dan satu KUA dilaporkan hilang, yaitu KUA Puteri Betung Gayo Lues.
Rumah Ibadah Ikut Rusak
Bencana ini juga merusak 519 unit rumah ibadah di 15 daerah. Rinciannya, 89 rumah ibadah rusak ringan, 380 rusak sedang, 41 rusak berat, 8 roboh, dan satu hilang. Rumah ibadah yang terdampak meliputi tempat ibadah umat Islam, Kristen, Katolik, dan Budha, menunjukkan luasnya cakupan kerusakan.






