JAKARTA – Reli harga emas, yang sebagian besar diantisipasi akan terus menguat oleh para analis global, berpotensi menemui titik balik dan menurun pada tahun 2026 mendatang. Proyeksi ini datang dari analis teknikal veteran, Avi Gilburt, pendiri ElliottWaveTrader, yang memiliki pandangan berbeda mengenai pergerakan logam mulia.
Pada Senin, 22 Desember 2025, harga emas tercatat berada di angka US$ 4.361 per troy ons. Gilburt mengungkapkan bahwa ia tengah mengamati dengan cermat level resistensi harga emas di US$ 4.383 per troy ons.
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Potensi Kenaikan dan Penurunan Tajam
Menurut Gilburt, jika emas berhasil menembus level resistensi tersebut, harga dapat mendekati US$ 5.000 per troy ons sebelum mencapai puncak reli. Namun, jika level resistensi itu bertahan, ia memperkirakan harga emas dapat mengalami penurunan tajam dan berpotensi kembali ke level US$ 3.800.
Meskipun demikian, penurunan tersebut belum tentu menandakan akhir dari segalanya. Gilburt melihatnya sebagai peluang. “Jika penurunan itu terjadi maka dapat menjadi peluang pembelian yang bagus,” kata Gilburt, dikutip dari Kitco News.
Ia menambahkan, “Anda kemudian akan mengalami satu reli besar lagi sebelum siklus selesai.”
Menepis Peran Fundamental Pasar
Pandangan Gilburt ini kontras dengan banyak analis yang memperkirakan logam mulia akan mempertahankan tren naik jangka panjang hingga 2026, didukung oleh fundamental yang kuat. Namun, Gilburt secara tegas menepis peran fundamental dalam pergerakan harga emas.
“Fundamental sebenarnya tidak penting. Biasanya itu hanya faktor kebetulan,” sebutnya.
Gilburt merujuk pada periode reli harga emas antara tahun 2008 hingga 2011 silam. Ia menyoroti bahwa terlepas dari argumen penawaran-permintaan yang kuat dan pelonggaran moneter yang terjadi saat itu, harga emas justru jatuh setelah mencapai puncaknya.
“Apa yang terjadi pada emas selama tahun 2008? Emas kehilangan lebih dari 30% nilainya sementara pasar saham mengalami penurunan tajam,” dia menjelaskan, menggarisbawahi bahwa fundamental tidak selalu menjadi penentu utama.






