PT Dreamhouse Entertainment Indonesia secara resmi membuka wahana bermain anak indoor, Tayo Station, yang berlokasi di Lotte World Mall Bintaro, Tangerang Selatan. Pembukaan ini menandai ekspansi permanen pertama perusahaan di pasar domestik, sekaligus membawa model bisnis hiburan anak berbasis lisensi global ke Indonesia.
Park Manager Tayo Station Indonesia, Aisyah Ayu Fitri, menjelaskan bahwa operasional Tayo Station di Indonesia dijalankan melalui skema lisensi resmi dari ICONiX, pemilik hak kekayaan intelektual serial animasi populer “Tayo The Little Bus” asal Korea Selatan. Sebelumnya, Tayo Station telah beroperasi di Singapura sejak tahun 2014.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Potensi Pasar Hiburan Anak di Jabodetabek
“Kehadiran Tayo Station menjadi ekspansi permanen pertama di Indonesia, sekaligus menandai masuknya model bisnis hiburan anak berbasis lisensi global ke pasar domestik yang dinilai terus bertumbuh,” ujar Aisyah.
Aisyah menambahkan, Indonesia, khususnya wilayah Jabodetabek, memiliki potensi besar untuk pengembangan retail entertainment center (REC) berbasis keluarga. Faktor pendorongnya meliputi tingginya populasi anak usia sekolah, peningkatan belanja rekreasi keluarga, serta keterbatasan ruang bermain aman di kawasan perkotaan.
Pemilihan Lotte World Mall Bintaro sebagai lokasi juga dinilai strategis. Profil pengunjung mal tersebut yang kuat di segmen keluarga menjadi salah satu pertimbangan utama. Selain itu, kesamaan latar belakang Korea Selatan antara pemilik lisensi dan pengelola mal turut menciptakan keselarasan visi. Dreamhouse Entertainment sendiri memiliki pengalaman dalam mengoperasikan wahana bermain anak berbasis lisensi Korsel lainnya, yang mendukung kolaborasi lintas merek dan pengelola.
Konsep Edutainment dan Wahana Unggulan
Tayo Station mengusung pendekatan edutainment, yang menggabungkan unsur bermain, pembelajaran, dan aktivitas fisik. Anak-anak diajak untuk mengenal konsep dasar seperti aturan lalu lintas, pengambilan keputusan, keberanian, serta kerja sama melalui berbagai permainan tematik.
“Kami mengusung pendekatan edutainment, menggabungkan unsur bermain, pembelajaran, dan aktivitas fisik. Anak-anak dikenalkan pada konsep dasar seperti aturan lalu lintas, pengambilan keputusan, keberanian, serta kerja sama melalui permainan tematik. Salah satu wahana utama adalah simulasi “first driving lesson” dalam bentuk permainan berkendara ramah anak,” tutur Aisyah.
Selain area berkendara, Tayo Station juga menyediakan berbagai zona pretend play seperti Rogi’s Wash Station, Hana’s Repair Shop, Frank’s Fire Station, dan Poco’s Construction Site. Seluruh area dirancang untuk mendorong eksplorasi peran dan interaksi sosial anak sesuai tahap perkembangan mereka. Pada waktu tertentu, pengelola juga menghadirkan program “Meet and Dance with Tayo”.
Fasilitas dan Rencana Pengembangan
Secara demografis, Tayo Station membidik anak usia 4–12 tahun, namun tetap menyediakan fasilitas khusus untuk anak di bawah usia tersebut melalui area toddler. Orang tua dapat memanfaatkan area lounge tematik untuk memantau aktivitas anak-anak mereka.
Menjelang libur akhir tahun dan musim libur sekolah, manajemen Tayo Station telah menyiapkan tambahan program dan aktivitas harian, termasuk pertunjukan yang biasanya hanya tersedia pada akhir pekan. Ke depan, manajemen juga tengah menyiapkan pengembangan konsep lanjutan bertajuk Tayo Station Next, yang akan tetap menitikberatkan keseimbangan antara hiburan dan edukasi sebagai nilai diferensiasi utama di tengah persaingan industri hiburan keluarga.
Dari sisi komersial, Tayo Station menerapkan skema tiket berbasis durasi. Pada hari kerja, pengunjung dapat menikmati permainan dua jam dengan sistem unlimited. Sementara pada akhir pekan tersedia pilihan dua jam dan tiga jam, dengan harga berkisar Rp110.000 hingga Rp160.000. Harga tiket tersebut sudah termasuk satu anak dan satu pendamping, sementara tambahan pendamping akan dikenakan biaya terpisah.
