Banjir bandang menerjang Desa Sukajadi, Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang, membuat warga terisolasi dan kesulitan mendapatkan makanan serta air bersih selama berhari-hari. Salah satu warga, Desi (45), menceritakan pengalaman mengerikan saat hujan deras mengguyur selama empat hari berturut-turut, diikuti angin kencang, sebelum akhirnya air sungai Tamiang meluap pada 26 November 2025.
“Kami nengok nengok berita rupanya air dari atas (sungai Tamiang) sudah tinggi, harus waspada kami, tapi kami tidak berpikir setinggi yang kami perkirakan, jadi saya masih bertahan di rumah, karena tidak pernah air setinggi itu sebelumnya,” ujar Desi.
Selama terisolasi, Desi dan warga lainnya terpaksa mengonsumsi air banjir yang tidak jernih. Air tersebut diendapkan, direbus, dan digunakan untuk minum serta memasak susu anak. “Nggak jernih (airnya) kan bercampur lumpur, cuma karena anaknya nangis terus, kami ambil air banjir, kami endapkan sebentar abis itu dikonsumsi, sedih kalau diceritain kami 3 hari nggak makan,” tuturnya.
Bantuan baru mulai masuk pada 1 Desember 2025, setelah warga bertahan hidup dengan mengandalkan makanan seadanya dari tetangga yang berjualan.
Kisah Ibu Muda Pasca Melahirkan
Kisah pilu juga dialami Sri Novita Rizki (20), seorang ibu muda yang baru melahirkan pada 18 November 2025. Tak lama setelah melahirkan, banjir bandang menerjang rumahnya. Setelah air mencapai sebatas lutut, Sri segera mengungsi ke tempat yang lebih tinggi bersama bayinya.
“Menyelamatkan bayi aja lah, nggak bisa menyelamatkan semuanya. Air selutut,” kata Sri.
Saat mengungsi ke sebuah ruko di jalan utama, Sri mendapati akses jalan menuju desanya terputus akibat longsor. Selama beberapa hari tanpa bantuan, ia tidak makan, yang berakibat pada tidak keluarnya Air Susu Ibu (ASI). Bayinya terpaksa diberi air tajin.
“Gimana ya? Nggak ada air susu, nyusuin nggak ada nete lah dia kasih air tajin karena nggak ada susu,” ujarnya.
Sri juga mengaku sempat mengalami pendarahan saat berusaha menyelamatkan bayinya. “Ada sempat pendarahan juga kemarin. Itu lah, namanya kita nyelamatkan bayi,” ungkapnya.
Saat ini, bantuan sudah mulai mengalir ke Aceh Tamiang, dan akses listrik serta air bersih berangsur pulih di lokasi terdampak.





