Selama hampir lima tahun mengabdi sebagai Bhabinkamtibmas di Desa Tumbang Darap, Kecamatan Seruyan Hulu, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, Aiptu Nur Cahyo menyuarakan asa untuk kemajuan desa binaannya yang terletak di pedalaman. Desa Tumbang Darap, yang secara geografis lebih dekat ke Kalimantan Barat dengan waktu tempuh sekitar 5 jam, sementara menuju pusat Kabupaten Seruyan membutuhkan perjalanan 13 hingga 15 jam, dihuni oleh 340 Kepala Keluarga (KK).
Dalam kesempatan dialog di Hoegeng Corner 2025 detikPagi, Aiptu Nur Cahyo menyoroti minimnya aliran listrik yang memadai di desa tersebut. Ia berharap PT PLN (Persero) dapat segera menyediakan layanan listrik yang stabil. “Memang saat ini di Desa Tumbang Derep mungkin ya pertama PLN lah harus bisa masuk, selain di Desa Tumbang Derep ya di desa-desa lainnya sama mungkin mengalami hal yang sama itu rata-rata masih menggunakan mesin dompeng tiap desa yang matinya pun dari jam 5 sore sampai jam 11 malem. Itu mungkin perlu ditambahkan dari pemerintah,” ungkap Aiptu Nur Cahyo pada Selasa (9/12/2025).
Kondisi serupa juga dihadapi oleh desa-desa lain di sekitarnya, yang umumnya masih mengandalkan mesin genset dengan keterbatasan jam operasional, yakni dari pukul 17.00 hingga 23.00 WIB. Ketergantungan pada mesin dompeng ini menjadi salah satu kendala aktivitas warga di malam hari.
Selain persoalan listrik, Aiptu Nur Cahyo juga mengidentifikasi kebutuhan mendesak akan adanya gedung serbaguna di Desa Tumbang Darap. Fasilitas ini dinilai krusial untuk menunjang berbagai kegiatan desa, mulai dari pertemuan warga hingga rapat koordinasi. Saat ini, warga terpaksa menggunakan kantor desa yang kondisinya terbatas, bahkan seringkali harus berdesakan hingga ke luar ruangan saat acara berskala besar.
“Khususnya untuk di Desa Tumbang Darep, saat ini masih belum memiliki gedung serba guna, dalam arti kita setiap kumpul atau rapat itu masih menggunakan kantor desa yang mana kantor desa ini seadanya. Apabila kita kumpulkan warga, kadang warga sampai di luar-luar kantor. Jadi kita berharap nanti bisa membangun gedung serba guna untuk bisa menampung masyarakat dalam setiap kegiatan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Aiptu Nur Cahyo memberikan perhatian khusus pada sektor pendidikan. Ia berharap anak-anak di Desa Tumbang Darap dapat mengenyam pendidikan berkualitas. Meskipun fasilitas pendidikan telah tersedia mulai dari Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pembangunan SMK yang baru dimulai pada tahun 2023 masih dalam tahap pengembangan.
Keberadaan SMK ini diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi siswa dari desa sekitar yang sebelumnya harus menempuh pendidikan jauh di Kalimantan Barat. “Kita berharap nanti dengan adanya SMK ini, kita bisa memotivasi anak-anak, maupun di desa-desa tetangga yang jauh yang saat ini masih sekolahnya di Kalbar yang jauh, akhirnya bisa tetap di Desa Tumbang Darap dan bergabung di SMK Tumbang Darap agar nanti bisa menciptakan generasi muda yang lebih baik,” ujar Cahyo.
Namun, tantangan di sektor pendidikan juga hadir dari sisi tenaga pengajar. Aiptu Nur Cahyo mengungkapkan bahwa mayoritas guru di SMK tersebut masih berstatus honorer. Ia berharap pemerintah dapat menempatkan guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan menghasilkan siswa-siswa yang berprestasi. “Saat ini gurunya rata-rata masih honor, kita berharap nanti ada guru yang pegawai negeri yang akan bisa menghasilkan siswa-siswa yang berprestasi,” imbuhnya.






