Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mendorong pedagang di pasar rakyat untuk mengadopsi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Langkah ini disebutnya sebagai upaya mempermudah transaksi jual-beli pangan sekaligus memastikan harga komoditas strategis, khususnya Minyakita, tetap sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Rizal menegaskan bahwa penggunaan layanan QRIS dinilai lebih efektif dan efisien. “Kita mendorong ke teman-teman pedagang pengecer gunakan QRIS. Itu lebih efektif dan lebih efisien untuk transaksi jual beli,” kata Rizal melalui keterangannya pada Senin (29/12).
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Dorongan ini muncul menyusul temuan pelanggaran harga Minyakita saat Rizal melakukan inspeksi mendadak (sidak). Pelanggaran tersebut terungkap di Pasar Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, dan juga di Pasar Rawamangun, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dalam sidak tersebut, Satgas Pangan menemukan praktik penjualan Minyakita di luar HET Rp15.700 per liter. Faktanya, pedagang menjual komoditas tersebut seharga Rp16.000 per liter, seringkali beralasan kesulitan mencari uang kembalian.
Oleh karena itu, Rizal menekankan pentingnya pembayaran digital melalui QRIS untuk mengatasi kendala tersebut. Dengan QRIS, pedagang tidak akan lagi mengalami kesulitan dalam memberikan pengembalian uang tunai kepada pembeli.
“Pedagang harus tetap menjaga kelancaran dan kenyamanan transaksi. Terutama ketika menghadapi keterbatasan uang kembali dalam nominal kecil, seperti Rp300,” ujarnya.
Ia kembali menekankan agar penjualan Minyakita dan komoditas pangan strategis lainnya benar-benar sesuai dengan HET yang telah ditetapkan oleh pemerintah.






