Berita

979 Sekolah Raih Penghargaan Adiwiyata, KLH Perkuat Budaya Ramah Lingkungan Nasional

Advertisement

Sebanyak 979 sekolah di seluruh Indonesia menerima Penghargaan Adiwiyata 2025 dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) atas keberhasilan mereka membangun budaya ramah lingkungan. Penghargaan ini menegaskan komitmen KLH dalam memperkuat gerakan sekolah hijau di tanah air.

Rincian Penerima dan Kriteria

Tahun ini, penghargaan terbagi menjadi dua kategori: 258 Sekolah Adiwiyata Mandiri yang berasal dari 21 provinsi, dan 721 Sekolah Adiwiyata Nasional dari 31 provinsi. Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menekankan bahwa capaian ini merupakan momentum penting untuk mempercepat pendidikan lingkungan.

“Penghargaan ini bukan sekadar simbol, tetapi amanah besar untuk memperkuat pendidikan lingkungan di sekolah. Saat ini kita tengah menghadapi tekanan iklim nyata, dan sekolah berperan strategis membentuk generasi peduli serta siap menghadapinya,” ujar Hanif dalam sambutannya di Gedung Sasono Utomo, TMII, Jakarta Timur, pada Kamis (11/12/2025).

Penetapan Adiwiyata mengikuti kriteria yang ketat. Adiwiyata Mandiri diberikan kepada sekolah atau madrasah yang telah memenuhi kriteria Adiwiyata dengan nilai minimal 90 persen dan berhasil membina minimal dua sekolah lain. Sementara itu, Adiwiyata Nasional diberikan kepada sekolah yang mencapai nilai minimal 80 persen dan telah meraih penghargaan tingkat provinsi atau kabupaten/kota. Ketentuan ini menunjukkan bahwa penghargaan tidak hanya menilai capaian internal, tetapi juga dampak pembinaan kepada sekolah lain.

Gerakan PBLHS Semakin Menguat

Seluruh penerima penghargaan merupakan sekolah yang menerapkan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS). Gerakan ini membangun pembiasaan hidup ramah lingkungan dalam seluruh aktivitas sekolah, mulai dari pengurangan sampah, konservasi air, penataan ruang hijau, hingga integrasi nilai lingkungan dalam pembelajaran sehari-hari.

Lonjakan penerima penghargaan juga mencerminkan antusiasme daerah yang semakin tinggi. Pada 2025, terdapat 372 calon Adiwiyata Mandiri dan 974 calon Adiwiyata Nasional yang diajukan dari 31 provinsi. Hasilnya, jumlah penerima Adiwiyata Nasional meningkat 40,82 persen dan Adiwiyata Mandiri naik 24,04 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menandakan komitmen yang terus tumbuh dari berbagai wilayah.

Urgensi Pendidikan Lingkungan di Tengah Tekanan Iklim

Hanif Faisol Nurofiq juga menyoroti tekanan iklim yang semakin ekstrem sebagai bukti urgensi pendidikan lingkungan. Ia menyebutkan contoh hujan ekstrem, longsor, dan banjir bandang di Sumatera sebagai tanda bahwa ekosistem sudah berada pada batas kemampuannya.

Advertisement

“Bencana di Sumatera adalah pengingat bahwa tekanan iklim semakin ekstrem dan membutuhkan respons cepat,” kata Hanif dalam sesi doorstop.

Sebagai tindak lanjut, KLH sedang meninjau berbagai persetujuan lingkungan di wilayah terdampak dan mengaudit delapan perusahaan di Batang Toru. Langkah ini bertujuan memastikan pembangunan tidak melampaui daya dukung lingkungan serta mencegah potensi kerusakan tambahan.

Perluasan Pendekatan Edukasi

KLH juga berupaya memperluas pendekatan edukasi melalui kerja sama dengan Kementerian Agama untuk merumuskan konsep ekoteologi, yaitu integrasi nilai-nilai keagamaan dalam pembelajaran lingkungan. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat kesadaran ekologis masyarakat dan memperluas dampak pendidikan lingkungan ke sekolah berbasis agama.

Jumlah penerima penghargaan yang terus meningkat dan cakupan pembinaan PBLHS yang semakin luas menjadi indikator kuat bahwa gerakan sekolah berbudaya lingkungan telah bergerak secara nasional.

“Tanpa menempatkan lingkungan sebagai dasar pijakan pembangunan, tekanan bencana akan terus berulang. Kita tidak bisa lagi bekerja dengan pendekatan lama. Setiap kebijakan harus memikirkan keberlanjutan agar masyarakat tidak terus menjadi korban kerusakan lingkungan,” tegas Hanif.

Acara penghargaan ini dihadiri oleh kepala daerah, kepala dinas lingkungan hidup dan pendidikan provinsi/kabupaten/kota, perwakilan Kementerian Agama, mitra dunia usaha, LSM, serta ratusan kepala sekolah penerima penghargaan. Melalui kegiatan ini, KLH berharap kolaborasi lintas sektor dapat mempercepat perluasan edukasi lingkungan dan meningkatkan jumlah sekolah Adiwiyata di seluruh Indonesia.

Advertisement