Ibu kota Ukraina, Kyiv, kembali menjadi sasaran gempuran masif rudal dan drone Rusia pada Sabtu, 27 Desember 2025. Serangan ini menewaskan seorang wanita dan menyebabkan pemadaman listrik bagi ratusan ribu warga di tengah suhu dingin ekstrem.
Menyikapi eskalasi ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa rentetan serangan tersebut membuktikan Rusia “tidak ingin mengakhiri perang.” Pernyataan ini disampaikan Zelensky menjelang keberangkatannya ke Amerika Serikat untuk bertemu Presiden Donald Trump guna membahas rencana penghentian invasi.
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Zelensky Pertanyakan Niat Rusia
Zelensky mengungkapkan bahwa sekitar 500 drone dan 40 rudal menghantam ibu kota dan wilayah sekitarnya. Ia secara terang-terangan mempertanyakan niat Rusia untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama.
“Perwakilan Rusia terlibat dalam pembicaraan panjang, tetapi pada kenyataannya, Kinzhal dan ‘Shahed’ yang berbicara untuk mereka,” ujar Zelensky, merujuk pada rudal balistik Kinzhal dan drone Shahed yang masif digunakan dalam serangan-serangan Rusia.
Ia menambahkan, “Mereka tidak ingin mengakhiri perang dan berusaha menggunakan setiap kesempatan untuk menyebabkan Ukraina menderita lebih banyak lagi dan meningkatkan tekanan mereka pada negara lain di seluruh dunia.”
Dampak Serangan dan Bantahan Rusia
Selain korban jiwa, otoritas Ukraina melaporkan bahwa serangan rudal dan drone ke Kyiv juga melukai puluhan orang. Pemadaman listrik dan pemanas menimpa ratusan ribu penduduk wilayah Kyiv di tengah suhu udara yang sangat dingin. Apartemen, asrama universitas, dan pom bensin disebut-sebut termasuk di antara bangunan-bangunan yang terkena serangan.
Perdana Menteri Ukraina Yulia Svyrydenko mengonfirmasi bahwa serangan-serangan itu menyebabkan sekitar 600.000 “konsumen” tanpa listrik.
Sebelumnya, pihak Rusia menuding Kyiv dan para pendukungnya dari Uni Eropa mencoba untuk “menggagalkan” rencana yang dimediasi Amerika Serikat untuk menghentikan pertempuran. Militer Rusia menyatakan bahwa mereka telah menargetkan infrastruktur dan fasilitas energi “yang digunakan untuk kepentingan Angkatan Bersenjata Ukraina”, serta situs militer dengan rudal hipersonik dan drone.






