Lifestyle

Waspada Penyakit Ain di Media Sosial: Pahami Dalil dan Amalkan Doa Perlindungannya

Advertisement

Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi platform utama bagi banyak individu untuk berbagi berbagai momen kebahagiaan, mulai dari pencapaian pribadi, keharmonisan keluarga, hingga kisah romantis bersama pasangan. Namun, di balik kemudahan berbagi tersebut, terdapat sebuah peringatan dalam ajaran Islam mengenai potensi masuknya “penyakit ain” akibat kebiasaan memamerkan kenikmatan secara berlebihan.

Pengertian Penyakit Ain dalam Islam

Menurut Ahmad Ahid dalam bukunya Ruqyah Online Solusi di Tengah Pandemi, secara etimologi, kata ‘ain’ berasal dari bahasa Arab عين yang berarti penglihatan atau pandangan (nadhrah). Secara terminologi, ‘ain didefinisikan sebagai penyakit yang timbul akibat pandangan mata seseorang yang disertai rasa dengki atau iri (hasad).

Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.

Individu yang pandangan matanya menyebabkan penyakit disebut sebagai ‘aain’, sementara orang yang menderita penyakit tersebut dikenal sebagai ‘ma’in’. Hasad menjadi pemicu utama penyakit ini. Seseorang yang memiliki sifat hasad cenderung tidak akan merasa senang melihat kebahagiaan orang lain, bahkan sebaliknya, ia akan merasa menderita. Kondisi inilah yang mendorongnya untuk berupaya mencelakai orang lain melalui pandangan mata jahatnya.

Dalil dan Bukti Adanya Penyakit Ain

Keberadaan penyakit ain bukanlah sekadar mitos atau kepercayaan takhayul, melainkan sebuah realitas yang diakui dalam ajaran Islam. Ahmad Fathoni Al-Kasyi dalam bukunya Agar Sembuh 100% Apapun Penyakitnya, Allah-Lah Penyembuhnya, menegaskan bahwa penyakit ain benar adanya.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat 51:

وَإِن يَكَادُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُ لَمَجْنُونٌ

Wa iy yakādullaḏīna kafarū layuzliqūnaka bi’abṣārihim lammā sami’uḏ-ḏikra wa yaqūlūna innahū lamajnūn.

Artinya: “Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu (Muhammad) dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar al-Qur’an dan mereka berkata, ‘sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila.”

Selain itu, beberapa hadits Rasulullah SAW juga memperkuat keberadaan penyakit ini. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda:

“Al-‘ain (penyakit ain) adalah haq (benar), dapat memasukkan seseorang ke dalam kuburan dan dapat memasukkan unta ke dalam kuali (mati).” (HR Ibnu Adi)

Advertisement

Hadits lain dari Ibnu Abbas RA juga menyebutkan:

“Pengaruh ain itu benar-benar ada, seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, maka ain yang dapat melakukannya.” (HR Muslim)

Dari berbagai dalil tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyakit ain adalah sebuah kenyataan yang memiliki dampak nyata, sehingga umat Islam dianjurkan untuk mewaspadainya.

Doa Perlindungan dari Penyakit Ain

Untuk memohon perlindungan dari penyakit ain, umat Islam dapat mengamalkan doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Wulan Mulya Pratiwi dalam bukunya 99 Doa dan Zikir Harian untuk Muslimah, menjelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah melafalkan doa ini untuk melindungi kedua cucunya, Hasan dan Husain.

Doa tersebut adalah:

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ.

A’uudzu bi kalimaatillaahit taammati min kulli syai-thaanin wa haammatin, wa min kulli ‘ainin laam-matin.

Artinya: “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang telah sempurna dari godaan setan, binatang beracun, dan dari pengaruh ain yang buruk.” (HR Bukhari)

Doa ini sangat dianjurkan untuk dibaca, terutama ketika seseorang hendak membagikan momen atau pencapaian di media sosial. Selain mengamalkan doa, umat Islam juga disarankan untuk membatasi diri agar tidak terlalu berlebihan dalam mengekspos kehidupan pribadi di hadapan publik. Wallahu a’lam bisawab.

Advertisement
Mureks