Otomotif

Volkswagen Hentikan Produksi di Pabrik Ikonik Dresden, Fokus Efisiensi dan R&D Teknologi

Advertisement

Volkswagen (VW) secara resmi menghentikan operasional produksi di pabrik ikoniknya, Transparent Factory, yang berlokasi di Dresden, Jerman, pada Selasa, 16 Desember 2025. Keputusan ekstrem ini diambil sebagai bagian dari upaya efisiensi besar-besaran yang tengah dijalankan oleh raksasa otomotif asal Jerman tersebut.

Pabrik berdinding kaca yang dulunya memproduksi mobil mewah seperti VW Phaeton dan ID.3 ini telah mengakhiri perjalanannya setelah lebih dari dua dekade beroperasi. Mobil terakhir yang keluar dari lini produksi adalah sebuah ID.3 GTX berwarna merah, yang ditandatangani oleh para pekerja sebagai bentuk perpisahan.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Alasan Ekonomi di Balik Penutupan

Bos Volkswagen, Thomas Schaefer, menegaskan bahwa keputusan ini, meski berat, adalah sebuah keharusan. “Keputusan untuk mengakhiri produksi kendaraan di Transparent Factory setelah lebih dari 20 tahun bukanlah keputusan yang mudah,” ujar Schaefer bulan ini.

Ia menambahkan, “Namun, hal itu mutlak diperlukan dari perspektif ekonomi.”

Perbandingan kapasitas produksi menunjukkan alasan di balik langkah ini. Pabrik Dresden hanya mampu memproduksi sekitar 6.000 unit mobil per tahun, angka yang sangat jauh jika dibandingkan dengan pabrik utama VW di Wolfsburg yang sanggup menghasilkan lebih dari 500.000 unit mobil setiap tahunnya.

Meski ditutup sebagai fasilitas produksi, pabrik ini tidak akan dihancurkan. Volkswagen berencana mengubah fungsinya menjadi pusat penelitian dan pengembangan (R&D) yang akan berfokus pada teknologi masa depan, termasuk chip, kecerdasan buatan (AI), dan robotika.

Advertisement

Tantangan “Triple Whammy” dan Efisiensi Global

Volkswagen saat ini menghadapi apa yang disebut sebagai “Triple Whammy” atau tiga pukulan sekaligus yang membebani kinerja perusahaan. Tantangan tersebut meliputi:

  • Penjualan yang merosot tajam di pasar China, yang merupakan pasar terbesar bagi VW.
  • Perlambatan ekonomi di Eropa.
  • Biaya investasi yang sangat tinggi untuk transisi menuju produksi mobil listrik.

Dalam upaya efisiensi biaya, Volkswagen telah mencapai kesepakatan dengan serikat pekerja untuk memangkas sekitar 35.000 lapangan kerja di Jerman hingga tahun 2030. Meskipun demikian, VW masih terus mengoperasikan sekitar delapan pabrik produksi lainnya di Jerman.

Serikat pekerja IG Metall menyuarakan kekhawatiran mengenai rencana masa depan bagi para karyawan di Dresden. Mereka merasa bahwa perusahaan belum memberikan kejelasan yang memadai dan khawatir akan kesulitan dalam menjamin semua pekerja tetap memiliki pekerjaan.

Menanggapi kekhawatiran tersebut, salah satu juru bicara Volkswagen, yang tidak disebutkan namanya, memastikan bahwa tidak akan ada pemecatan paksa. “Tidak akan ada orang yang dibiarkan tanpa pekerjaan,” katanya kepada AFP.

Namun, juru bicara tersebut menambahkan, “Namun, mungkin ada beberapa orang yang masih harus kami rumuskan apa yang akan mereka kerjakan nanti.”

Advertisement
Mureks