Otomotif

Penjualan Sepeda Motor di Indonesia Melonjak ke 6,5 Juta Unit, Kontras dengan Penurunan Mobil ke Level Terendah

Advertisement

Jakarta – Pasar otomotif Indonesia menunjukkan tren yang kontras menjelang akhir tahun 2025. Sementara penjualan mobil mengalami penurunan signifikan, sektor sepeda motor justru mencatatkan performa yang stabil, bahkan diproyeksikan meningkat.

Menurut data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan motor di pasar domestik sepanjang Januari hingga November 2025 telah mencapai 5,95 juta unit. Angka ini menunjukkan kenaikan tipis 0,35 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan proyeksi kasar, total penjualan motor di Indonesia tahun ini diperkirakan bisa menyentuh 6,5 juta unit. Jika tercapai, nominal tersebut akan menjadi yang tertinggi sejak pandemi lima tahun silam.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Di sisi lain, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan kondisi yang berlawanan untuk penjualan mobil. Selama Januari-November 2025, penjualan mobil di Indonesia baru mencapai 710 ribu unit, turun 9,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Proyeksi Gaikindo menunjukkan bahwa penjualan mobil sepanjang tahun 2025 hanya akan mencapai 780 ribu unit. Angka ini jauh di bawah capaian tahun sebelumnya yang menembus 865 ribu unit, sekaligus menjadi level terendah sejak pandemi.

Pergeseran Pilihan Konsumen di Tengah Gejolak Ekonomi

PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) memiliki analisis tersendiri mengenai fenomena ini. Rifki Maulana, Manager Public Relations, YRA & Community PT YIMM, menduga bahwa gejolak ekonomi negara telah mendorong masyarakat untuk mengubah preferensi mereka dari mobil ke motor.

Advertisement

“Bisa jadi, ini baru asumsi ya. Kita kan mendorong premium kategori. Bisa jadi dengan kondisi roda empat turun, mereka beralih ke roda dua,” ujar Rifki saat ditemui di Senayan, Jakarta Pusat, Senin (22/12/2025). Ia menambahkan, “Tapi berapa persen dan bagaimana karakter konsumennya, saya belum tahu. Jadi kondisinya seperti itu. Mungkin mencari alternatif lain (yang lebih murah) lebih tepatnya.”

Analisis ini mengindikasikan adanya pergeseran perilaku konsumen yang mencari opsi transportasi lebih terjangkau di tengah ketidakpastian ekonomi. Kondisi ini menyoroti daya tahan pasar sepeda motor yang lebih resilien dibandingkan pasar mobil dalam menghadapi tantangan ekonomi.

Advertisement
Mureks