Keuangan

Volatilitas Tajam Goyang Pasar Kripto Jelang 2026, Analis Soroti Proyeksi Aset Digital Utama

Advertisement

Pasar kripto menunjukkan volatilitas tajam menjelang akhir tahun 2025, setelah sebelumnya mencatat reli kuat pada paruh awal tahun. Penurunan harga Bitcoin dari level di atas US$126.000 ke kisaran US$80.000-US$90.000 menjadi pemicu utama, menyeret Ethereum dan mayoritas altcoin utama lainnya. Kondisi ini menekan sentimen pasar secara signifikan pada Rabu, 24 Desember 2025.

Tekanan di pasar aset digital ini dipicu oleh likuidasi paksa dan penurunan leverage yang masif. Hal tersebut menciptakan efek domino yang memperparah koreksi harga di berbagai aset kripto.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Melansir laporan YouHodler, arah pasar kripto menuju tahun 2026 akan sangat bergantung pada kondisi makroekonomi global dan tingkat partisipasi institusi. Jika likuiditas global membaik dan selera risiko investor kembali meningkat, fase koreksi saat ini berpotensi menjadi landasan bagi pertumbuhan berikutnya.

Meskipun kehati-hatian masih mendominasi, keterlibatan struktural yang semakin dalam di jaringan kripto utama menunjukkan tren jangka panjang pasar yang dinilai tetap solid. Berdasarkan kondisi tersebut, sejumlah aset kripto dinilai layak untuk dipertimbangkan pada tahun 2026.

Bitcoin (BTC)

Bitcoin (BTC) tetap menjadi aset utama di pasar kripto, didukung oleh likuiditas yang dalam dan rekam jejak kuat bagi investor institusi maupun ritel. Pasokan yang terbatas serta perannya sebagai lindung nilai makro terus memperkuat minat jangka panjang terhadap aset ini. Pada tahun 2026, perhatian pasar diperkirakan akan tertuju pada perkembangan arus dana institusi, terutama melalui produk teregulasi dan ekspansi manajer aset besar. Secara struktur, BTC masih dipandang sebagai elemen penyeimbang dalam portofolio kripto jangka panjang.

Ethereum (ETH)

Ethereum (ETH) merupakan platform smart contract paling mapan dengan basis pengembang yang besar dan pembaruan jaringan yang berkelanjutan. Transisi ke mekanisme proof-of-stake (PoS) telah meningkatkan efisiensi energi dan membuka ruang pengembangan skalabilitas jangka panjang. Memasuki tahun 2026, fokus Ethereum tertuju pada peningkatan throughput, penurunan biaya transaksi, serta adopsi rollup dan teknologi zero-knowledge. Posisi Ethereum tetap kuat seiring pertumbuhan aplikasi terdesentralisasi (dApps) dan integrasi sektor keuangan.

Solana (SOL)

Solana (SOL) dikenal dengan kecepatan transaksi tinggi dan biaya rendah, menjadikannya menarik bagi pengembang aplikasi konsumen dan NFT. Peningkatan stabilitas jaringan dalam setahun terakhir turut memulihkan kepercayaan pasar. Ke depan, implementasi pembaruan seperti Firedancer diharapkan memperkuat fondasi teknis Solana. Dengan profil performa yang kompetitif, SOL dinilai memiliki potensi kenaikan jika adopsi terus berlanjut.

BNB (BNB)

BNB (BNB) berfungsi sebagai aset utilitas utama di ekosistem BNB Chain, didukung oleh likuiditas dari aktivitas bursa. Perannya dalam biaya transaksi, staking, dan tata kelola menjaga permintaan tetap konsisten. Sepanjang tahun 2026, BNB Chain menyiapkan peningkatan throughput dan fitur teknis baru untuk memperkuat daya saing jaringan. Meskipun menghadapi risiko regulasi, BNB tetap ditopang oleh basis pengguna dan utilisasi riil yang luas.

Advertisement

Arbitrum (ARB)

Arbitrum (ARB) mempertahankan posisinya sebagai solusi scaling Ethereum dengan likuiditas besar dan ekosistem DeFi yang matang. Kompatibilitas tinggi dengan infrastruktur Ethereum mendorong adopsi berkelanjutan. Rencana pengembangan tahun 2026 menitikberatkan pada efisiensi dan tata kelola jaringan. Di tengah persaingan solusi Layer 2, Arbitrum dinilai masih unggul dari sisi adopsi dan likuiditas.

Chainlink (LINK)

Chainlink (LINK) berperan penting sebagai penyedia data eksternal bagi aplikasi blockchain dan DeFi. Layanan data, otomasi, dan interoperabilitas lintas jaringan menjadi fondasi utama utilitas LINK. Ke depan, ekspansi adopsi CCIP dan kemitraan institusi diperkirakan akan meningkatkan permintaan. Posisi Chainlink sebagai infrastruktur inti menjadikannya relevan untuk investasi jangka panjang.

Litecoin (LTC)

Litecoin (LTC) merupakan aset proof-of-work (PoW) yang telah lama ada, dengan fokus pada pembayaran berbiaya rendah dan suplai terbatas. Peningkatan hash rate mencerminkan kepercayaan penambang terhadap keamanan jaringan. Pengembangan fitur privasi dan rencana smart contract memperluas utilitas Litecoin. Dengan likuiditas yang mapan, LTC dinilai tetap menarik sebagai aset PoW berkapitalisasi menengah.

Avalanche (AVAX)

Avalanche (AVAX) menawarkan arsitektur subnet yang memungkinkan pengembangan blockchain khusus sesuai kebutuhan. Pendekatan ini menarik minat sektor gim, institusi, dan tokenisasi aset. Menuju tahun 2026, fokus Avalanche tertuju pada kolaborasi institusional dan optimalisasi konsensus. Keunggulan fleksibilitas dan kecepatan menjadi nilai tambah di tengah persaingan Layer 1.

Render (RENDER)

Render (RENDER) bergerak di bidang rendering GPU terdesentralisasi untuk kebutuhan kreatif dan AI. Model pasar terbuka GPU menciptakan suplai komputasi yang lebih efisien dan terdistribusi. Pengembangan infrastruktur jaringan diharapkan meningkatkan adopsi pada tahun 2026. RENDER dinilai memiliki potensi tinggi meskipun berada di ceruk pasar yang spesifik.

Monero (XMR)

Monero (XMR) dikenal sebagai aset kripto berfokus privasi dengan perlindungan transaksi tingkat tinggi. Fitur anonimitas menjadikannya relevan bagi pengguna yang mengutamakan kerahasiaan finansial. Ke depan, pengembangan efisiensi dan keamanan terus berlanjut meskipun risiko regulasi tetap membayangi. Basis pengguna yang kuat menjaga posisi Monero sebagai aset dengan karakteristik khusus di pasar kripto.

Advertisement
Mureks