Olahraga

Tunku Mahkota Johor Tuduh FIFA Halangi Banding FAM ke Pengadilan Arbitrase Olahraga

Advertisement

Johor – Tunku Mahkota Johor (TMJ), Ismail Ibni Sultan Ibrahim, kembali melontarkan pernyataan kontroversial terkait upaya banding FAM ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). TMJ menuding adanya upaya dari pihak FIFA untuk menghalangi proses tersebut.

Upaya Banding FAM ke CAS

FAM telah mengajukan banding ke CAS mengenai sanksi yang diberikan FIFA terkait status naturalisasi tujuh pemainnya. Banding ini merupakan langkah terakhir bagi Malaysia untuk membuktikan diri di hadapan otoritas sepak bola tertinggi.

Menurut TMJ, ada oknum di FIFA yang mencoba mempersulit langkah FAM. Ia mengungkapkan bahwa pejabat FIFA sempat menyarankan Presiden Kehormatan FAM, Tan Sri Hamidin Mohd Amin, untuk tidak melanjutkan banding ke CAS.

“Mereka tidak ingin kami membawanya ke CAS. Mereka secara pribadi mengatakan kepada Hamidin untuk tidak membawanya ke sana,” ujar TMJ, mengutip Scoop.

TMJ menambahkan, ada indikasi ancaman dari pihak FIFA terkait upaya banding tersebut.

“Saya tidak yakin apakah mereka takut atau tidak, tetapi Anda dapat bertanya pada Tan Sri Hamidin sendiri. Mereka bahkan mengancam bahwa jika kami banding ke CAS, akan ada penangguhan atau hukuman yang lebih keras,” katanya.

Advertisement

Sanksi FIFA dan Tuduhan Pemalsuan Dokumen

Sebelumnya, FAM dijatuhi sanksi oleh FIFA karena tujuh pemain naturalisasinya diduga tidak memiliki darah Malaysia. Penyelidikan FIFA menemukan adanya indikasi pemalsuan dokumen dalam proses naturalisasi tersebut, sebuah isu yang menimbulkan kemarahan publik di Malaysia.

Akibatnya, FAM didenda sebesar 350 ribu Franc Swiss atau setara dengan Rp 7,2 miliar. Ketujuh pemain yang terlibat, yaitu Gabriel Palermo, Rodrigo Holgado, Facundo Garces, Jon Irazabal, Joao Figueiredo, Hector Hevel, dan Imanol Machuca, juga dikenai denda dan larangan bermain selama setahun.

Upaya banding FAM ke komite banding FIFA sebelumnya telah ditolak. TMJ sempat mengkritik keputusan FIFA tersebut, menyebutnya bermuatan politis. FIFA kemudian membeberkan secara rinci kesalahan FAM dalam proses naturalisasi pemainnya, termasuk soal pemalsuan dokumen.

Kini, CAS menjadi harapan terakhir FAM untuk melawan keputusan FIFA.

Advertisement