Tren

Transformasi Kereta Api: 11 IP Lokal Hiasi Livery Selama Libur Nataru, Dorong Ekonomi Kreatif

JAKARTA – Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Bekraf) bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Jumbo, dan IP Factory Commuterline menghadirkan 11 karya Kekayaan Intelektual (IP) lokal sebagai livery di ruang publik transportasi. Inisiatif ini diluncurkan khusus selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, menegaskan bahwa kolaborasi ini menandai pergeseran fundamental dalam cara memandang aset publik. “Kolaborasi Kereta IP ini adalah tentang sebuah pergeseran mindset fundamental. Kita harus berhenti melihat aset publik seperti kereta api hanya sebagai ‘hardware’ fungsional. Ini adalah kanvas. Sebuah kanvas raksasa untuk memamerkan ‘software’ terbaik bangsa kita, yaitu Kekayaan Intelektual (IP) lokal,” ujar Irene dalam keterangan resmi yang dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu (27/12).

Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.

Irene menekankan bahwa program ini merupakan bukti konkret penguatan ekosistem ekonomi kreatif melalui pemanfaatan ruang publik. Sejumlah rangkaian kereta api jarak jauh telah ditransformasi dengan sentuhan visual karakter IP lokal. Pemasangan livery tematik Nataru dilakukan pada lokomotif dan bodi eksterior kereta, serta didukung aktivasi di beberapa stasiun selama periode liburan.

Daftar 11 IP Lokal yang Dihadirkan

  • Jumbo
  • Lokerserem
  • Belanja Ria
  • Pletesan
  • Arlo
  • Glek n Go
  • Mora Olfi
  • Nine to Field
  • Menyonisme
  • Skudeye
  • Kosanimal

Livery dengan karakter Jumbo, misalnya, terpasang pada KA Argo Dwipangga yang melayani rute strategis melalui stasiun-stasiun seperti Gambir, Bandung, Semarang Tawang, hingga Surabaya Pasar Turi. Sementara itu, livery tematik Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 juga telah terpasang di beberapa stasiun dan sejumlah layanan kereta api antarkota, termasuk KA Argo Wilis/Turangga, KA Jayabaya/Gaya Baru Malam Selatan, KA Pandalungan, dan KA Argo Dwipangga. Kereta-kereta ini melayani relasi penting seperti Bandung–Surabaya, Malang–Pasarsenen–Surabaya, Gambir–Jember, serta Solo–Gambir.

Menurut Irene, melalui program Kereta IP, perjalanan kereta api tidak lagi sekadar sarana mobilitas, melainkan juga menjadi ruang pengalaman kreatif. “Peran kami di Ekraf adalah menjadi ‘Biro Jodoh’ strategis yang memfasilitasi pertemuan ini. Tujuannya jelas, yakni mengubah perjalanan dari sekadar ‘mobilitas’ menjadi sebuah platform storytelling bergerak yang sekaligus menjadi ‘momen kebanggaan’,” jelasnya.

Dengan menjangkau jutaan pasang mata di sepanjang rel kereta, pemerintah berharap dapat menciptakan nilai ekonomi baru bagi para kreator serta membangun kebanggaan nasional setiap kali kereta ber-livery IP lokal ini melintas.

Direktur Utama PT KAI, Bobby Rasyidin, menyampaikan bahwa Kereta IP merupakan bagian dari komitmen KAI dalam menghadirkan layanan publik yang semakin relevan dan bernilai tambah. “Melalui Kereta IP, kami ingin menghadirkan perjalanan yang tidak hanya mengantarkan penumpang ke tujuan, tetapi juga memberikan pengalaman yang lebih hidup dan bermakna,” kata Bobby.

Bobby menilai kolaborasi dengan Kemenparekraf dan para kreator IP lokal ini sebagai bentuk komitmen KAI dalam mengoptimalkan aset publik, mendukung industri kreatif nasional, serta menghadirkan layanan yang semakin dekat dengan masyarakat. Program Kereta IP juga sejalan dengan semangat ‘Melayani Sepenuh Hati’, di mana PT Kereta Api Indonesia terus berupaya menghadirkan layanan publik yang tidak hanya aman dan nyaman, tetapi juga memberikan pengalaman yang berkesan bagi masyarakat.

Mureks