TNI mengerahkan tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan trauma healing bagi para korban bencana banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Aceh dan Sumatera. Langkah ini diambil untuk membantu memulihkan kondisi psikologis para pengungsi.
Wakil Kepala Pusat Penerangan (Wakapuspen) TNI Kolonel (Arh) Osmar Silalahi menyampaikan, fokus utama pelayanan ini adalah para pengungsi yang terdampak langsung oleh bencana. “Terkait pengungsi, TNI mengerahkan tenaga kesehatan dengan kemampuan trauma healing,” kata Osmar dalam konferensi pers update bantuan bencana Aceh-Sumatera di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (8/12/2025).
Dalam upaya memberikan dukungan yang lebih terarah, TNI menggandeng Universitas Syiah Kuala (USK) untuk pelayanan trauma healing khusus bagi anak-anak di Provinsi Aceh. Harapannya, anak-anak dapat kembali ceria di tengah situasi sulit di tenda pengungsian.
Osmar menekankan bahwa anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan mengalami trauma pascabencana. “Anak-anak punya trauma sendiri, kami tim kesehatan TNI menyiapkan trauma healing, harapannya, anak-anak tidak mengalami trauma berkepanjangan. Kebutuhan logistik mereka juga disuplai oleh dapur umum kami,” jelasnya.
Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara telah menimbulkan korban jiwa yang signifikan. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Minggu (7/12/2025) mencatat sebanyak 921 orang meninggal dunia, 392 orang hilang, dan lebih dari 975.000 orang mengungsi.
Rincian korban di masing-masing wilayah adalah sebagai berikut:
- Sumatera Utara: 329 orang meninggal dunia, 82 orang hilang.
- Sumatera Barat: 226 orang meninggal dunia, 213 orang hilang.
- Aceh: 366 orang meninggal dunia, 97 orang hilang, dan 914.202 orang mengungsi.




