Tiongkok sukses memediasi Thailand dan Kamboja untuk memperkuat gencatan senjata setelah kedua negara terlibat bentrokan mematikan di wilayah perbatasan yang disengketakan. Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan diplomatik di Provinsi Yunnan, Tiongkok barat daya, pada Minggu dan Senin, 28-29 Desember 2025, menyusul penghentian pertempuran sengit pada Sabtu lalu.
Beijing menyatakan peran aktifnya sebagai mediator bertujuan membantu membangun kembali hubungan bilateral serta menjaga stabilitas kawasan Asia Tenggara. Ini merupakan gencatan senjata kedua sejak akhir Oktober, setelah konflik kembali memanas dan memicu kekerasan.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
Dampak Konflik dan Proses Diplomasi
Bentrokan yang berlangsung selama berminggu-minggu tersebut telah menelan korban jiwa dalam jumlah besar. Sedikitnya 101 orang dilaporkan tewas, dan lebih dari setengah juta warga terpaksa mengungsi dari rumah mereka akibat kekerasan yang terjadi di sepanjang perbatasan.
Sebagai bagian dari proses diplomasi, menteri luar negeri Thailand dan Kamboja melakukan perjalanan ke Provinsi Yunnan. Di lokasi tersebut, mereka menggelar pembicaraan trilateral bersama Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi pada Minggu dan Senin. Pertemuan penting ini juga melibatkan pejabat pertahanan dari kedua negara, menegaskan bahwa pembahasan tidak hanya bersifat politik, tetapi juga menyentuh aspek keamanan di lapangan.
Peringatan dan Bantuan Kemanusiaan
Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi menggambarkan gencatan senjata yang disepakati sebagai hasil yang diperoleh dengan perjuangan berat. Ia menegaskan pentingnya menjaga komitmen agar situasi tidak kembali memburuk.
“Diskusi antara ketiga pihak bermanfaat dan konstruktif, dan konsensus penting telah tercapai,” kata Wang Yi dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri Tiongkok.
Wang juga mengingatkan agar pemerintah Thailand dan Kamboja tidak meninggalkan kesepakatan gencatan senjata di tengah jalan. Ia menekankan bahwa setiap pelanggaran berpotensi memicu kekerasan baru. Tiongkok, lanjutnya, siap memberikan bantuan kemanusiaan segera untuk kebutuhan hidup para pengungsi di daerah perbatasan yang terdampak.
Komitmen Jangka Panjang
Komunike bersama yang dirilis kantor berita Xinhua menyebut Thailand dan Kamboja berkomitmen membangun kembali kepercayaan politik. Kedua negara juga sepakat menjadikan momen ini sebagai titik balik dalam hubungan bilateral. Selain itu, komunike tersebut menegaskan pentingnya menjaga perdamaian dan keamanan regional, mengingat eskalasi konflik sebelumnya sempat mengancam stabilitas kawasan.
Bentrokan terbaru diketahui pecah kembali awal bulan ini, setelah runtuhnya gencatan senjata sebelumnya yang sempat dinegosiasikan di sela-sela KTT ASEAN di Kuala Lumpur.






